MALANG | duta.co – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma) menyelenggarakan Workshop Penerapan Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS) 4.0.Acara yang digelar di komplek gedung Unisma.
Dekan FEB Unisma Nur Diana SE, MSi menyampaikan bahwa sejak 1 April 2019 BAN PT telah menerapkan IAPS 4.0 yg berlaku bagi seluruh program studi di Indonesia, dimana penyusunan borang akreditasi program studi akan menggunakan 9 Standar yang sebelumnya berlaku 7 standar. Gunanya perlu memperbarui dan mengadaptasi peraturan baru terkait akreditasi program studi yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).
Dekan FEB Unisma ini kemudian menegaskan, “Untuk itu Program studi yang ada di lingkungan FEB Unisma wajib meningkatkan diri dalam artian standar minimal ukuran program studi harus sesuai dengan yg disyaratkan oleh Dikti. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut sengaja didatangkan Prof. Dr. Made Sudarma , SE, MM, CA, CPA selaku Asesor BAN PT,” ungkapnya.
Dalam paparannya Prof. Dr. Made Sudarma menyampaikan tentang perkembangan akreditasi program studi di Indonesia beserta kelemahan,kelemahan instrumen yang diterapkan.Dalam perkembangannya perubahan Instrumen Akreditasi Prodi menjadi versi 4.0 mengharuskan Perguruan Tinggi membuat Laporan Kinerja Program Studi (LKPD) dan Laporan Evaluasi Diri (LED).
“Instrumen baru ini berbeda dalam hal bobot penilaian. Komponen penting Evaluasi Diri yang semula hanya berbobot 10% pada IAPS 4.0 ini bobotnya menjadi 48%. Pengisian Borang APS disederhanakan dan berbasis Output dan Outcome,” jelasnya.
BAN-PT telah mengatur inplementasi instrumen dalam 9 kriteria sejalan dengan Peraturan BAN-PT Nomor 2 Tahun 2019 tentang Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS) 4.0 yang berorientasi padaoutput dan outcome . Ada 2 bagian laporan yg harus disiapkan dan dikirimkan yaitu Laporan Kinerja Program Studi (LKPS) dan Laporan Evaluasi Diri Program Studi (LEDPS).
Ketua Program Studi Perbankan Syariah Harun AlRasyid, PhD dalam kegiatan ini mengaku banyak memperoleh value terkait kejelasan instrumen serta indikator output dan outcome yg dijabarkan olwh narasumber sehingga sudah memiliki gambaran bagaimana menyusun lapiran kinerja program studi.
Ketua Unit penjaminan Mutu FEB Unisma, Hj. Maslichah SE, MSi, Akt, CA merasakan ada kejelasan yg saat ini sedang melaksanakan sinkronisasi pada SPMI FEB dengan Instrumen IAPS 4.0.
Maslichah mengatakan, “Kami berharap adanya workshop ini akan mempermudah tim Unit Penjaminan Mutu FEB yang saat ini sedang memperbaiki dan mengadaptasi instrumen 4.0 sebagai barometer minimal dalam ukuran program studi yang berbasis outcome” ujarnya. (dah)