Dekan FEB UNISMA, Nur Diana SE MSi (atas tengah) bersama para dosen. Nampak pula para narasumber dari PT BEI yang memberikan materi mengenai Pasar Modal. (FT/IST)

MALANG | duta.co – Pandemi virus corona yang menekan ekonomi global tak menyurutkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (UNISMA) menyelenggarakan Sekolah Pasar Modal (SPM) Digital Bacht VIII.

Kegiatan ini menjadi salah satu program unggulan Fakultas favorit ini. Tidak tanggung-tanggung, kali ini menggandeng PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Fakultas ini telah memiliki Galeri Investasi yang mewadahi para Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FEB Unisma yang aware dan peduli terhadap dunia pasar modal.

Acara yg dihelat pada era New Normal ini dibuka oleh Dekan FEB UNISMA, Nur Diana SE, MSi yang mengatakan bahwa goncangan krisis keuangan global yang masih dirasakan belum usai. Dunia bisnis didera pula pleh krisis kesehatan akibat pandemi Covid 19. Hal ini mempengaruhi kinerja pasar modal global, bahkan yang ada di Indonesia.

Dijelaskannya, jika dilihat awal pandemi mulai Februari hingga Maret mulai terjadi tekanan mendadak akibat pandemi. Pasar belum siap, pengetahuan tentang virus juga belum banyak, dan dampak tekanan terjadi secara global.

“Maka di tengah kondisi yang sulit, perlu dicermati strategi dan peluang investasi dalam perdagangan saham di Indonesia,” ujar Diana.

Selanjutnya Diana memberi semangat kepada 400 peserta SPM Bacht VIII ini untuk untuk terus mempelajari transaksi perdagangan saham ditengah lesunya perekonomian global.

“Jika mengikuti berita bisnis, dapat dilihat pada kuartal kedua, pasar mulai melihat peluang. Dimana beberapa industri mulai menunjukkan harapan cuan (keuntungan). Diantaranya sektor Farmasi, Telekomonikasi, Logistik, bahan pangan sehari- hari, di saat sektor lain terpuruk.

Di sisi lain, Asikin Ashar SE ME, dari PT BEI Kantor Perwakilan Jawa Timur menjelaskan bahwa kondisi Riel Perdagangan saham masa pandemi dan Recovery. Secara umum sektor farmasi menjadi sektor yang diharapkan investor, menjadi Leader Defensif dalam kondisi krisis, khususnya menghadapi masalah kesehatan. Sektor-sektor lainnya juga mendapatkan peluang seperti telekomunikasi dan yang terkait dengan logistik maupun pengiriman barang.

Selain itu, kata dia, sektor konsumen, terutama bahan pangan, makanan sehari-hari, dapat menjadi sektor yang pulih dibandingkan sektor di bidang sekunder dan tersier. Sedangkan sektor yang yang masih tertekan adalah Perbankan, karena kualitas kredit yang memburuk, dengan banyaknya perusahaan, restoran, hotel tidak bisa beroperasi secara optimal. Masa pandemi ini, menurutnya, pasar modal Indonesia memberikan rapor merah. Ini adalah shock awal. Namun sejalan kebijakan yang dibuat pemerintah lambat laun ada beberapa sektor yang memberikan harapan investor.

“Prediksi kedepan indeks berada di kisaran 5.000-an. Memang belum dapat kembali ke level sebelum krisis. Dengan asumsi kondisi perekonomian dan tingkat suku bunga tetap berada dalam posisi sekarang ini,” papar perwakilan BEI ini.

Selanjutnya Asikin mulai mengajak peserta SPM untuk memahami investasi pasar modal, seluk-beluk dunia investasi. Dimana kondisi fundamental perusahaan yang ada di bursa beserta pergerakan harga sahamnya. Serta strategi investasi saham di masa pandemi serta strategi mendapatkan keuntungan.

Dewi Srianah, Kepala Kantor Perwakilan Jawa Timur BEI sangat mengapresiasi kegiatan SPM Digital yang diselenggarakan FEB ini. Ia mengatakan bahwa sejak Maret hingga sekarang, perusahaannya menerapkan Work From Home, sehingga semua aktifitas harus dilakukan secara Digital. Termasuk kegiatan seperti ini yang biasanya BEI hadir langsung di FEB UNISMA.

Untuk itu Dewi berharap Galeri Investasi FEB UNISMA tetap menpertahankan performanya menjadi 10 besar Galeri teraktif di seluruh Indonesia. (dah)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry