Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi (bawah) dan Dian Purwanto, Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai I dalam Business Online Talk bertema “Peran Strategis Bea Cukai sebagai Trade Facilitator di Era Digital”.

MALANG | duta.co — Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar Business Online Talk. Dalam kesempatan ini bertema “Peran Strategis Bea Cukai sebagai Trade Facilitator di Era Digital”.

Menurut Dekan FEB Unisma, Nur Diana,SE.,M.Si, bahwa pertumbuhan ekonomi global saat ini semakin dinamis. Kondisi ini ditunjang pula dengan hadirnya era revolusi 4.0, era society 5.0. Maka tuntutannya, untuk dapat beradaptasi dalam berbagai kondisi, terutama di dalam aspek bisnis. Kemajuan teknologi dan kuatnya persaingan pasar dunia, akan terus berkembang dan selalu mempengaruhi berbagai negara, termasuk Indonesia.

“Kemunculan industri start-up bisnis Indonesia yang menjadi start-up dunia menunjukkan meningkatnya daya saing negara kita di pasar internasional. Dalam berkembangnya era digital sejalan dengan berkembangnya era transformasi digital,” tuturnya.

Untuk itu, imbuhnya, bea cukai sebagai suatu instansi memiliki peran untuk mengawasi, mengontrol serta memfasilitasi keluar masuknya perdagangan dari dalam maupun luar negeri. FEB Unisma ingin melihat sejauh mana peran bea cukai dalam menghadapi era perdagangan bebas yang didukung dengan adanya tuntutan era digital.

Bea Cukai sendiri telah memunculkan fasilitas berbasis digital, seperti Smart Bea Cukai System. Tentunya ini adalah terobosan dalam menghadapi pesatnya perindustrian yang didukung oleh kemajuan tehnologi.

Diana berharap dengan Business Online Talk ini mampu membuka wawasan bagi peserta tentang peran Bea Cukai dalam mendukung perekonomian berbasis digital. Serta terobosan yang telah dilakukan Bea Cukai dalam memberikan layanan berbasis digital.

Dalam kesempatan yang sama, Dian Purwanto, Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai I, menjelaskan unsur-unsur dalam pelayanan dan pengawasan. Di antaranya unsur Pelayanan seperti dalam rangka kelancaran arus barang impor ekspor, kecepatan pelayanan dokumen, pengurangan ekonomi biaya tinggi. Juga kemudahan proses pelayanan dan transparansi keterbukaan dan pelayanan,

Sedangkan unsur pengawasan seperti pengamanan kepentingan nasional, perlindungan kesejahteraan masyarakat, perlindungan industri dalam negeri, perlindungan konsumen dalam negeri, pengamanan kebijakan perdagangan dan mengawasi pemungutan BM dan PDRI.

Di akhir urainnya, Dian Purwanto menjelaskan tentang sistem tehnologi informasi “Ceisa 4.0”. Yakni sistem pertukaran data elektronik sebagai jawaban atas perubahan proses bisnis dari segala lini yang memungkinkan terjadinya inovasi distruptif.

Acara ini digelar secara daring dihadiri 400 mahasiswa yang menempuh mata kuliah Ekspor-Impor dan dimoderatori Rahmawati,SE,MM.,MBA. (dah)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry