Mukhlas Syarkun

“Jika soal agama — sesuatu yang skaral saja — Tuhan (Allah swt) memerintahkan agar tidak fanatik buta,  apalagi terhadap soal yang lain.”

Oleh Mukhlas Syarkun*

BANYAK penjelasan dari berbagai pihak soal penyebab terjadinya tragedi sepak bola terbesar di dunia setelah kejadian tahun 1985 yang membuat 35 orang meninggal dalam laga Juventus Vs Liverpol.

Penyebab kala itu: Pagar Ambruk.

Berbeda dengan tragedi di Malang. Hampir 200 nyawa jadi korban sia sia. Bukan karena pagar ambruk, tetapi, lebih karena emosi tak terkendali.

Kita semua, tentu, sedih, prihatin, duka cita sangat mendalam. Hanya untaian doa untuk mereka.

Sudah banyak analisa yang melihat penyebab tragedi itu terjadi. Konon akibat gas air mata yang membuat kepenikan semakin hebat dan mengerikan.

Namun jika kita mendalami dari semua penyebab, akarnya  adalah karena terlalu fanatik. Kita sudah dibutakan dengan fanatisme yang berlebihan.

Sikap terlalu fanatik adalah sumber segala keburukan. Mengapa? Karena sikap fanatik buta menyebabkan manusia akan kehilangan akal sehat dan nuraninya.

Itu sebabnya Tuhan (Allah swt) menghimbau agar “mastatho’tum“, semampunya dalam beragama. Bahkan Baginda Nabi Muhammad saw juga wanti wanti, supaya kita sedang sedang saja  dalam mencintai. Mengapa? Agar tidak jatuh dalam jurang fanatisme buta.

Kiai Hasyim Asy’ari juga selalu mengingatkan bahaya fanatisme buta. Beliau tidak ingin NU yang beliau dirikan dan besarkan dipenuhi dengan fanatisme buta.

Nah, perlu jadi pelajaran bagi bangsa ini, baik kalangan media, agamawan, para tokoh panutan selalu menyuarakan, mengingatkan, mengedukasi agar bangsa ini tidak terjebak dalam lorong gelap fanatisme buta. Akibatnya sangat berbahaya!

Jika soal agama, sesuatu yang skaral saja, Tuhan memerintahkan agar tidak fanatik buta,  apalagi terhadap soal yang lain. Maka, jika ada tokoh membangun sikap fanatik pada pengikutnya, sesungguhnya ia sedang mengajarkan kejahatan pada pengikutnya.

Jika ada Ormas atau partai politik mendoktrin agar kadernya menjadi militan sampai fanatik buta, tanpa disadari, sesungguhnya doktrin itu akan membawa kehancuran sebuah peradaban. Semoga kita bisa terhindar dari bahaya fanatisme buta. Amin.

Jakarta 2 /10 /2022, Mukhlas Syarkun

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry