SEMINAR : Ketua Program Studi di Pendidikan Agama Islam Unisma, M Sulistiono MPd (tengah) bersama Rektor Universitas Brunai . (duta.co/dok)

MALANG | duta.co– Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (Unisma) berpartisipasi pada seminar kepahaman aqidah yang diselenggarkan oleh Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan (KUPU SB) Brunei Darussalam.  Dalam seminar tersebut FAI mengenalkan pemikiran KH Prof Dr Muhammad Tolchah Hasan yang mengedepankan toleransi.

Menurut Ketua Program Studi di Pendidikan Agama Islam Unisma, M Sulistiono MPd, seminar internasional yang diselenggarakan oleh KUPU SB Brunei Darussalam ini diadakan setiap tahun. Pesertanya dari berbagai negara yang diselnggarakan sejak 2018 lalu. Tujuan utama seminar ini adalah menjaga aqidah Aswaja dari berbagai pemikiran yang bertolak belakang dari Aswaja. Nuansa keislaman di Brunei didominasi Aswaja.

Sehingga Brunei Darussalam gencar memperkuat aqidah ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja). Tidak ada celah bagi aqidah non Aswaja berkembang di negara tersebut. Penguatan aqidah Aswaja didukung juga oleh kebijakan negara. Sehingga benteng Aswaja kian kokoh tak mudah runtuh. Aswaja yang dianut Brunei berkesamaan dengan Aswaja masyarakat Indonesia.

“Aswaja yang dimaksud yaitu dalam bidang teologi mengikuti Imam Al-Asy’ari dalam fiqih mengikuti Imam empat, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Namun di Brunei lebih cenderung pada Mahzab Imam Syafi’i. Sedang dalam bidang tasawuf mengikuti imam Al-Ghazali,” ungkap Sulistiono.

Acara seminar yang ke 2 ini dilaksanakan 14 dan 15 Agustus lalu, dihadiri menteri agama Brunei Darussalam yaitu Pehin Udana Khatib Dato Paduka Seri Setia Ustaz Haji Awang Badaruddin bin Pengarah Dato Paduka Haji Awang Othman.

Menteri Agama Brunei menyampaikan tentang keterpurukan Negara-negara Islam karena umat muslim saat ini berada pada posisi user atau pengguna bukan founder atau penggagas. Perguruan tinggi harus menjadi pusat keilmuan yang betul-betul mampu berkontribusi dalam mencetak Ilmuan-ilmuan baru yang tentunya berakhlaq dan beraqidah Aswaja.

Rektor KUPU SB Dr. Haji Adanan bin Haji Basar menjelaskan, acara seminar ini patut diselenggarakan setiap tahun. Penguatan Aswaja di Brunei menjadi penting untuk menanggulangi pemikiran liberalisme dan sekularisme yang mampu membahayakan aqidah umat muslim di Negara ini. Disamping itu peningkatan dalam hal teknologi juga tak kalah penting. Teknologi juga harus dikembangkan utamanya di negara-negara Islam.

Prof. KH. Nasaruddin Umar, MA, Ph.D Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta sebagai tamu kehormatan asal Indonesia dalam acaraseminar ini. Ia menyampaikan mengapa dulu ilmuwan muslim begitu fenomenal dan mendunia. Hal ini lantaran riset mereka diiringi munajat kepada Allah.

“Siang riset mencari pengetahuan secara akademik. Malam sajadah dibentangkan untuk memohon kepada Allah agar dimudahkan dalam mendapatkan hasil riset,” jelasnya.

Sebelumnya  antara Unisma dan KUPU SB telah melakukan penandatangan kesepakatan kerjasama. Salah satunya adalah pendelegasian peserta seminar internasional. Pada seminar ini Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang berkesempatan berpartisipasi dalam acara tersebut.

Materi yang dipresentasikan mengenai ‘Implementasi Prinsip-Prinsip Aswaja dalam Perspektif Prof. Dr. KH Muhammad Tolchah Hasan di Lembaga Pendidikan’. Pembahasan memfokuskan pada penerapan prinsip Aswaja yang menurut pandangannya dalam kajian keaswajaan, terdapat akar-akar nilai karakter inklusif yang mendorong terwujudnya budaya multikulturalis dalam suatu masyarakat atau bangsa.

Diantaranya At-ta’aruf, At-tawassuth, At-tasamuh, At-ta’awun, dan At-tawazun. Penerapan prinsip-prinsip Aswaja di sekolah ini adalah purwarupa sebagai Islam yang anti teror dan radikal. Lebih tegas lagi yaitu mewujudkan Islam yang rahmatan lil ‘alamiin. (dik)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry