Relawan FK Unair/RSTKA sedang mengedukasi para pengungsi erupsi Gunung Semeru. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Relawan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair)/RS Terapung Ksatria Airlanga (RSTKA) sudah melakukan kegiatan di Lumajang sejak 5 Desember hingga 25 Desember 2021 lalu.

Pasca erupsi Gunung Semeru, tim relawan sudah bergerak ke lokasi bencana, baik di rumah sakit rujukan di Lumajang maupun di pengungsian.

Hasil dari kegiatan itu dilaporkan para relawan ke Dekan FK Unair Prof Budi Santoso dan jajarannya, Kamis (6/1/2022) yang dipimpin Direktur RSTKA, dr Agus Hariyanto.

Koordinator Relawan, dr Burhan Mahendra mengatakan selama kegiatan di lokasi bencana Gunung Semeru, banyak warga yang tidak peduli dengan protokol kesehatan (prokes). “Rata-rata warga tidak ada yang pakai masker. Harusnya, dalam kondisi erupsi, memakai masker itu penting, wajib hukumnya. bukan hanya karena ada Covid-19 tapi juga mengantisipasi terjadinya masalah pernafasan,” ujar dr Burhan.
Dan benar adanya, banyak pengungsi yang mengalami ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) seperti batuk dan sebagainya. “Kami sudah sebar masker, sudah edukasi pentingnya pakai massker, tapi hanya beberapa yang menghiraukan. Tapi, kami tidak lepas untuk terus mengingatkan dan menyediakan maskernya,” kata dr Burhan.

Direktur RSTKA, dr Agus Harianto, SpB(K) melaporkan tim gabungan memang langsung bergerak setelah erupsi terjadi. “Kami langsung bergerak cepat, 18 jam setelah kejadian kami menerjunkan tim untuk survey dan disusul tim dokter dan relawan yang lain,” jelasnya.

Jika ditotal ada 50 dokter spesialis dan dokter umum ditambah satu bidan yang diterjunkan di lokasi kejadian. Antara lain 2 dokter spesialis orthopedi dan traumatologi, 13 dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan 14 PPDS bedah plastik untuk menangani keadaan emergensi, termasuk melakukan tindakan operasi kepada korban luka bakar di rumah sakit daerah di Lumajang.

Selain itu ada 2 dokter spesialis anestesi, 3 PPDS anestesi, 2 PPDS orthopedy dan traumatologi , 14 dokter umum dan 1 bidan.

Tim gabungan ini menyebar di posko-posko untuk melakukan pelayanan kesehatan. Antara lain di Pos Pengungsi Penanggal, Desa Sumbermujur dan Sumberwuluh. Juga Kecamatan Pasirian, Pronojiwo dan Candipuro

Dekan FK Unair, Prof Budi Santoso mengapresiasi apa yang dilakukan oleh relawan. Ia berharap, gerakan yang digawangi oleh RSTKA ini bisa menjadi inspirasi untuk institusi kesehatan lain agar ikut terjun ke masyarakat saat dibutuhkan.

“Upaya yang dilakukan oleh RSTKA dan posko gabungan ini selalu kami tampilkan di setiap pertemuan. Sehingga kami harapkan ke depan muncul RSTKA-RSTKA lain karena kalua kita bergerak sendiri ke 17 ribu lebih pulau di Indonesia tentu kita tidak akan mampu,” tukasnya. rill/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry