SURABAYA | duta.co – Alumni Pesantren Darul Ulum tahun 1980 itu, mengaku sangat kaget, membaca Erick Thohir safari Ramadhan ke Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum Jombang dengan sambutan luar biasa, bahkan, disebut ‘Erick Thohir Presiden!’.
“Saya ini alumni PPDU (Pondok Pesantren Darul Ulum) tahun 1980, saya benar-benar kaget. Tolong pahamkan kalangan santri, agar tidak terjebak dan dijebak oleh kostum atau lebeling fisik,” demikian salah seorang alumni PPDU kepada duta.co, Senin (11/4/22) dari Jawa Barat.
Menurutnya, sosok seperti Erick Thohir, itu tidak masuk kriterianya sebagai calon presiden. Mengapa? “Dia tidak pernah susah. Hidupnya enak terus, bagaimana bisa merasakan sebagai wong cilik. Jangan terkecoh dengan penampilan. Masak tidak ingat, lebih parah lagi, ada non-muslim hanya berbekal baju koko, karena banyak duit, terus kita cium tangan. Naudzubillah,” sambungnya.
Sementara, H Tjetjep Mohammad Yasien, Ketua Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), juga merasa kaget melihat sejumlah orang mengelu-elukan Erick Thohir sebagai presiden.
“Dia itu Menteri BUMN. Lalu, sekarang BBM naik seenaknya. Pertamina amburadul. Wong cilik kelabakan. Lha kok masih tega jalan-jalan ‘kampanye’. Ini pertanda tidak ada rasa empati kepada wong cilik yang sedang terdera kenaikan harga barang,” tegas Gus Yasien panggilan akrabnya.
Praktisi hukum ini, mengaku juga menelusuri rekam jejak Erick. Menurutnya, Erick selama ini tidak pernah susah. Pun keluarganya. Saudaranya, Garibaldi Thohir atau akrab dengan panggilan Boy Thohir adalah seorang pengusaha dan investor yang kita kenal sebagai pengusaha tambang batu bara dengan grup perusahaan di bawah bendera Adaro Energy bersama Edwin Soeryadjaya dan Theodore Permadi Rachmat.
“Saya yakin masyarakat paham siapa dia. Dan paham, bahwa, bangsa ini harus memutus mata rantai oligarki. Jangan sampai melawan oligarki dengan membuka pintu masuk oligarki baru. Sama juga bohong,” pungkas alumni PP Tebuireng ini. (mky)
