Elok Dwi Kadja SH, MH, Cla

Duta.co – Terinspirasi sebuah film berjudul Legally Blonde, yang tokoh utamanya, Elle Woods diperankan oleh artis Reese Witherspoon, membuat Elok Dwi Kadja SH, MH, Cla bertekad serius menerjuni dunia hukum sebagai advokat muda.

Niat besar itu, membuat bakat awal sebagai desainer dan pebisnis batik pun akhirnya ia tinggalkan. Tentunya, disiplin ilmu desain yang ia timbah di Arva School of Fashion pada 2014–2015 itupun, akhirnya tak maksimal teraplikasikan pada kehidupannya saat ini.

Ia lebih memilih mendalami ilmu hukum, hingga mengambil berhasil menyabet gelar magister (S-2) di Universitas Pelita Harapan (UPH) di Surabaya.

Ayo kita kupas lebih jauh pribadinya, berikut wawancara Henoch Kurniawan, wartawan Duta Masyarakat dengan Elok Dwi Kadja SH, MH:

DUTA: Anda dikenal Multitalenta, memang apa saja yang kini sedang anda kerjakan?

Elok: Untuk saat ini saya sedang fokus menjalani profesi saya sebagai advokat, serta mengisi sebuah acara talk show di beberapa stasiun radio, tema nya pun juga soal hukum.

DUTA: Bukankah anda sebelumnya sebagai pebisnis batik?

Elok: Betul, sebelumnya saya terjun sebagai desainer dan bisnis batik dan saat itu sempat bekerjasama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Penang. Saya juga pernah mendapat bea siswa di jurusan broadcasting di Airlangga Broadcast Education.

DUTA: Lalu..? Apa yang membuat anda berubah haluan?

Elok: Hmm..Bagaimana ya, kalo menurut saya semua ini soal feel. Sebenarnya beberapa kali saya pernah mencoba di beberapa jurusan saat di jenjang setingkat kuliah, jurusan desain pernah, jurusan manajemen pernah, jurusan broadcasting juga pernah, bahkan saya juga sempat ingin menseriusi jurusan mode, entah, semua (bidang) sepertinya ingin saya coba, hingga saya memantapkan diri untuk mengabdi di dunia hukum saat ini.

DUTA: Apakah dalam keluarga ada ‘darah penegak hukum’?

Elok: Hehehe..Almarhum Kakek saya adalah seorang polisi. Ya mungkin ‘darah’ itu mengalir dari beliau.

 

Nilai Kuliah Jeblok Hingga Cumlaude

Elok mengaku dirinya sempat mengalami kesulitan di awal-awal perkuliahan hukum. Dua semester awal membuatnya jenuh. ”Awalnya saya merasa jenuh, Karena tiap hari harus baca undang-undang,” jelasnya.

Tak pelak, pada dua semester pertama, nilainya jeblok. Sempat tebersit di pikirannya untuk mundur. Namun, niat itu diurungkan. Dia ingin mencoba satu semester lagi.

Benar saja, pada semester ketiga itulah, dia mulai menemukan feel-nya. Tidak sekadar membaca undang-undang, dia juga mulai belajar hukum praktis. Hiruk pikuk pengadilan membuatnya semakin tertarik pada dunia hukum. Dia pun berjanji pada diri sendiri untuk lebih sungguh-sungguh. Dia lulus dalam waktu hanya 3,5 tahun dengan predikat cum laude.

Belum sempat mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya di bangku kuliah, dia memutuskan untuk menikah. Namun, pernikahan itu hanya seumur jagung. Setelah punya satu anak, dia memutuskan berpisah dengan suaminya.

Terbiasa hidup mandiri, Elok mencari cara agar bisa kembali berkarya. Seorang temannya mengajak untuk magang di sebuah firma hukum di daerah Ngagel. Disitu ia mengaku belajar banyak soal pernak-pernik di dunia hukum.

 

Langanan Juara Lomba Mode

Prestasi Elok di dunia mode juga tak bisa dipandang sebelah mata, meskipun ia mengaku bahwa mode adalah sebagai pengisi waktunya. Beberapa kali dia menyabet juara dalam lomba-lomba mode.

Yang paling berkesan adalah ketika menjadi juara II Surabaya Fashion Parade 2015 dan juara III Safe Care Design Competition pada tahun yang sama. Bahkan, desain baju batiknya menarik minat KJRI. Elok lantas dua kali diajak pameran busana di Penang, Malaysia.

Bahkan, saat ini pun ia mengaku kerap menerima pesanan busana. “Karena waktu yang sudah banyak tersita untuk beracara, sehingga saya selektif dalam menerima order. Saat ini, waktu saya banyak tersita di pengadilan,” bebernya.

Kini, aktifitasnya banyak diisi dari satu meja hijau satu ke meja hijau lainnya. Mulai perkara hubungan industrial, pidana, perdata, hingga perceraian.

Klien yang paling mencolok adalah Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Ketika itu, Taat Pribadi terancam hukuman seumur hidup karena diduga turut serta dalam pembunuhan pengikutnya, Abdul Gani. Ia berhasil membawa Dimas Kanjeng terhindar dari hukuman seumur hidup. *

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry