R. Khairiyatul Afiyaha (kanan) saat memberikan pemahaman pada kader dan ibu hamil di Kelurahan Kebonsari Kecamatan Jambangan Surabaya. DUTA/ist

Ibu hamil rentan terkena berbagai macam penyakit. Tidak terkecuali Covid-19. Selama pandemi Covid-19 ini berlangsung, angka ibu hamil yang positif virus ini sangat banyak jumlahnya, bahkan banyak juga yang tidak bisa diselamatkan. Karena itu, edukasi pada ibu hamil agar memahami tentang penularan virus ini perlu dilakukan, agar bisa mengantisipasi supaya tidak tertular dengan cara self screening (skrining mandiri) terhadap Covid-19.

———

Edukasi skrining mandiri ini diberikan tiga dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dibantu beberapa mahasiswa. Tiga dosen itu yakni R. Khairiyatul Afiyaha dan Farida Umamah dari Fakultas Keperawatan dan Kebidanan serta Fariska Zata Amanic dari Fakultas Kedokteran.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Mereka melakukan pengabdian masyarakat pada kader yang diberinama Laskar Gertak Kita (Gerakan Serentak Kesehatan Ibu dan Balita) di Kelurahan Kebonsari Kecamatan Jambangan Surabaya September 2021 lalu.

Khairiyatul selaku ketua tim pengmas mengatakan edukasi ini penting dilakukan. Karena ibu hamil pada era pandemi Covid-19 menjadi salah satu kelompok rentan terinfeksi Covid-19. Karena pada masa kehamilannya terjadi perubahan fisiologi gestasional dan perubahan imunologi dalam sistem tubuh.

“Perubahan sistem imun yang terjadi pada kehamilan dapat membuat ibu hamil lebih rentan terkena infeksi virus Corona dan lebih berisiko mengalami gejala penyakit yang berat dan fatal,” ujar Khairiyatul, Jumat (19/11/2021).

Dibantu mahasiswa, edukasi disambut antusias kader dan ibu hamil. DUTA/ist

Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, pada 2021, terjadi peningkatan kasus ibu hamil terkonfirmasi Covid-19 dibandingkan kasus di 2020. Hal tersebut menjadi perhatian khusus untuk dilakukan suatu antisipasi. “Self screening diharapkan menjadi salah satu cara antisipasi penularan Covid 19 pada ibu hamil,” tandasnya.

Dikatakan Khairiyatul ada 20 ibu hamil dan kader kesehatan yang tergabung dalam Laskar Gertak Kita yang ikut cara tersebut. Dalam hal ini kata Khairiyatul, tim pengmas memberikan cara-cara atau indikator yang bisa dilakukan sendiri oleh para ibu hamil, apakah dia berisiko tinggi terkonfirmasi Covid-19 atau tidak.

Skrining ini selain berisi tentang kehamilan dan usia kehamilan, juga berisi tentang riwayat penyakit si ibu hamil. Seperti, darah tinggi, diabetes, jantung, sesak nafas dan penyakit-penyakit lainnya..
Selain itu, ibu hamil juga harus mengisi tentang penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.. Misalnya memakai masker, menjaga jarak, membatasi aktivitas, menghindari kerumunan dan sebagainya.

“Itu semua dinillai dengan angka mulaio nol, satu dan dua. Kalau hasilnya 13-24 berarti berisiko rendah, 9-12ri termasuk risiko sedang dan 0-8 termasuk risiko tinggi. Ketika masuk risiko sedang dan tinggi, maka mereka harus mengubah kebiasannya. Protokol kesehatan harus diterapkan,” jelasnya.

Penyuluhan ini pun direspon positif oleh para ibu hamil. Annisa (40), salah satu ibu hamil mengaku mendapatkan pengetahuan baru tentang cara pencegahan penularna Covid-10. Apalagi bagi dirinya yang berisiko tinggi kehamilan karena sudah berusia 40 tahun.

“Saya berterima kasih pada tim Unusa karena sudah memberikan pencerahan. Ibu hamil harus hati-hati di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini,” ungkapnya.

Dwi Arianti (60), salah satu kader Laskar Gertak Kita, juga menyambut baik kegiatan ini. “Bagi kader, nantinya bisa menularkan edukasi ini pada masyarakat lainnya yang tidak sempat mengikuti kegiatan ini,” tuturnnya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry