TURUN KE PONDOK : Tim Pengabdian Masyarakat FKK foto bersama dengan paa ustadzah di TPQ Masjid Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. DUTA/istimewa

Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memberikan edukasi bagi para santri dan para guru di Taman Pendidikan Alquran (TPA) Masjid Bahauddin Sepanjang, Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Rabu (29/7/2020). Ini dilakukan agar para santri mulai membiasakan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama di saat pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Dua dosen Unusa yang melakukan pengabdian masyarakat ini adalah Yanis Kartini dan Faridah Ummah. Mereka dibantu para mahasiswa dari FKK turun langsung ke TPA Bahauddin tersebut.

Mereka datang dengan tujuan untuk memberikan edukasi kepada para santri di TPQ tersebut agar membiasakan menjaga kebersihan diri dan lingkungannya sejak kecil.

Karena menerapkan PHBS itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan pembiasaan terutama sejak masih kecil.

“Kalau dari kecil dilatih hidup bersih, menjaga kebersihan diri dan lingkungannya, maka itu akan dibawa sampai mereka dewasa. Itu yang coba kita lakukan,” ujar Ketua Tim Pengmas, Yanis Kartini.

Apalagi, kata Yanis dengan adanya pandemi ini semakin penting untuk menjaga kebersihan. Karena corona virus deasease (Covid-19) telah mengajarkan banyak hal tentang pentingnya menjaga kebersihan.

“Dengan adanya Covid-19 ini semua harus sadar pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan,” tukasnya.

Apalagi, tidak hanya orang tua, anak-anak juga sangat rentan terhadap berbagai macam penyakit, termasuk Covid-19.  Karena selama ini, sebelum adanya Covid-19 banyak masyarakat terutama anak-anak yang mengabaikan mencuci tangan saat hendak makan atau setelah melakukan aktivitas bermain.

Mereka kata Yanis, tidak menyadari jika tangan menjadi sumber penyakit apapun, tidak hanya Covid-19.

“Tapi dengan adanya Covid-19 semakin disadarkan bahwa mencuci tangan itu sangat penting. Dan semoga anak-anak di TPQ ini bisa memahami itu dan membiasakan diri mencuci tangan sejak dini,” jelas Yanis.

Yanis menjelaskan pentingnya PHBS ini mulai diajarkan sejak dini, karena pada masa anak anak itu otoritas biasanya terketak pada guru ketimbang orang tuanya. Dan nengajarkan pada masa anak anak bagaikan mengukir di atas batu.

“Biasanya akan terekam lebih lama dalam memori dan diharapkan nantinya menjadi kebiasaan untuk selalu berperilaku hidup persih dan sehat dimasa berikutnya. Apalagi pengabdian saat ini juga diikuti oleh para ustadzah diharapkan melanjutkan dan memotivasi para santri untuk mematuhi protokol kesehatan utamanya adalah pemakaian masker dan rajin menjaga kebersihan antara lain membiasakan cuci tangan,” bebernya.

Pemberian masker secara simbolis yang dilakukan tim pengmas Unusa. DUTA/istimewa

Pengabdian masyarakat ini juga dilakukan mengingat saat ini santri sudah mulai masuk sekolah atau mengaji. “Jadi dengan ajaran PHBS ini membuat santri lebih bisa menjaga kesehatannya,” ucapnya.

Di acara itu pula, tim pengmas FKK Unusa juga memberikan masker kepada para santri dan ustadzah yang setiap hari mengajar di TPQ tersebut.

Pemberian masker ini sebagai sebuah langkah agar setiap hari menggunakan masker untuk menghindari tertular berbagai macam penyakit termasuk Covid-19.

“Jadi akan lebih terhindar dari Covid-19 yang memang penyebarannya selain secara droplet juga bisa melalui udara, sehingga dengan mematuhi penggunaan masker dapat mencegah penularan penyakit yang  berbahaya ini,” kata Yanis. ril/hms

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry