Miskan saat ngarit (mencari rumput) di siang bolong guna tambahan penghasilan. (FT/LOETFI)

SIDOARJO | duta.co – Berawal dari mencari rosokan (barang bekas), Miskan (66), warga Desa Balonggarut RT 1 RW 1 Kecamatan Krembung, harus berhenti cari rosokan dan rela menjual kambingnya. Hal ini guna menyewa BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) demi mengubah nasib dan menambah penghasilan di usia senjanya bersama istri.

Kini, diusia setengah abad lebih, pria kelahiran 56 tahun silam di Ngoro, Mojokerto tersebut sudah bisa menjajakan sepeda angin bekasnya danencari rumput untuk tambahan ekonomi dan kebutuhan sehari-hari.

Ditemui duta Rabu, (16/3/22) siang, Miskan mengatakan, tiap harinya mencari rumput (ngarit) guna menambah penghasilan. Hal ini untuk memberi makan kambing jenis Gibas yang dimilikinya.

“Saya mencari rumput untuk kambing alit-alit 12 ekor, mas. Tumbas alit disadeh ageng (belinya kecil-kecil, kalau sudah besar dijual) seharga 700 saget 800 ribu beli ya sewaktu kecil,” ujarnya. “Nggeh nimbali blantik, menawi sadeh mesti ageng. Kulo nyadeh biasanipun 1,5 juta. Menawi alit nggeh nimbali blantik. (Panggil blantik/makelar hewan kalau untuk jual yang besar dan kecil.red),” terang Miskan.

Miskan di lapak sepeda angin bekas di stand BUMDES yang disewanya (FT/LOETFI)

Miskan melanjutkan, untuk jual sepeda angin bekas, ia sudah lebih dari 1,5 tahun menyewa ruko seharga 2 juta milik BUMDES Balonggarut Kecamatan Krembung untuk satu tahunnya. “Dulu mencari rosokan tapi sekarang sudah tidak. Sekarang jual sepeda angin bekas (sepeda pancal). nyambi jual kambing jenis Gibas kalau sudah besar. “Dulu saya mencari rosokan (barang bekas) terus tidak lagi, karena saya rela jual kambing untuk sewa stand BUMDES ini guna jualan sepeda angin bekas,” ungkap Miskan.

Ia juga mengatakan pernah mendapat BLT sejumlah 300ribu. “Sakmangke niku kok mboten (sekarang kenapa tidak dapat.red). Istri angsal beras per bulan 15 kg,” tambahnya. “Sekarang sepi mas, kadang- kadang tidak dapat nyotroh (uang) sama sekali. Seminggu ya kadang tidak ada pemasukan. Bahkan pernah satu tidak laku sama sekali,” ungkapnya.

Ia berharap, Pemkab turun langsung untuk membeli kambing-kambingnya dimasa kurban nanti guna memenuhi kebutuhan hidup. “Istri saya nganggur di rumah sudah sepuh jadi tidak bekerja,” terang pria paruh baya 56 tahun silam kelahiran Ngoro Mojokerto tersebut. (loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry