KEDIRI| duta.co –Rangkaian penutupan Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) bertempat di Kantor Dinas Pendidikan Kota Kediri, Jumat (12/5/2017), Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar secara tegas mendukung program nasional terkait revolusi mental.
Acara ditutup dengan pagelaran wayang kulit berjudul Turunnya Wahyu Tri Margojoyo dengan Ki Dalang Rudi Gareng dari Kota Blitar.
Beragam kegiatan digelar dalam rangka peringatan Hardiknas di Kota Kedir, diawali dengan upacara bendera bertempat di Halaman Balai Kota, kemudian gebyar PAUD serta pemberian penghargaan kepada para kepala sekolah, pengawas serta orang – orang yang berjasa atas kemajuan pendidikan di Kota Kediri.
Dipilihnya lakon Turunnya Wahyu Tri Margono, dijelaskan Kepala Dinas Pendidikan, Siswanto, agar ke depan sinergi eksekutif, legeslatif dan yudikatif mampu mendukung kemajuan pendidikan di Kota Kediri. “Bila melihat lakon ini, bapak walikota bagaikan Bimo yang menerima wahyu untuk menjalankan amanah, didukung para ksatria lainnya,” jelas Siswanto.
Selanjutnya, Mas Abu sebutan Walikota Kediri, bercerita tentang Sejarah Kediri, bahwa dikisahkan pertama kali ditemukan aksara di Kawasan Gunung Klotok.
“Bila ternyata itu benar, menjadikan semangat kita untuk mewujudkan Kota Kediri sebagai pusat pendidikan,” jelas Mas Abu.
Walikota pun berpesan, bahwa apapun bentuk pekerjaan rumah, agar tidak dikerjakan wali murid. “Kami berharap para orang tua murid tidak membantu anak – anaknya mengerjakan PR, biarkan mandiri karena ini bagian dari daya saing. Ini merupakan bagian dari revolusi mental yang digagas pemerintah pusat,” tegas Mas Abu.
Sebelum digelarnya wayang kulit, Mas Abu kembali mengingatkan kepada para guru, untuk serius mendidik anak siswanya, kemudian kepada orang tua untuk mengajarkan anak – anaknya pendidikan bermasyarakat dan terakhir tanggung jawab pemerintah daerah untuk berperan aktif dalam dunia pendidikan. “Mari kita bersama mewujudkan tiga hal tersebut,” imbuh Walikota Kediri. (nng)
