HIBAH DIKTI : Empat dari lima mahasiswa Keperawatan Unusa bersama Kepala Puskesmas Wonokromo Dr Era Kartikawati (tiga dari kiri) dan dosen pembimbing, Khamida (tiga dari kanan) usai kunjungan ke Puskesmas Wonokromo, Selasa (18/7). DUTA.co/endang

SURABAYA | duta.co – Kesehatan jiwa nampaknya masih diabaikan masyarakat. Sehingga jumlah penderita bagaikan fenomena gunung es. Beruntung, ada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga masyarakat mulai berani memeriksakan keluarganya yang mengalami gangguan jiwa. Itupun masih diprediksi hanya sebagian saja. Namun jumlahnya semakin lama semakin bertambah.

Salah satunya di Kelurahan Wonokromo. Dari survey yang dilakukan pihak puskesmas, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tahun ini jumlahnya meningkat. Tahun lalu hanya 24 kasus, namun sampai pertengahan 2017 ini sudah ada 37 kasus mulai ringan sampai berat.

Kondisi itulah yang membuat lima mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) prihatin. Mereka mengajukan dana hibah untuk program kreativitas mahasiswa pengabdian masyarakat (PKMM) ke Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Dalam proposal mereka ingin membentuk kader kesehatan jiwa di kelurahan Wonokromo. Selain karena jumlah ODGJ semakin tinggi, karena kampus mereka berada di kelurahan tersebut.

Beruntung, proposal yang mereka ajukan disetujui Kemristekdikti. Dana Rp 10 juta mereka dapat. Namun, dana tersebut untuk merealisasikan program yang mereka rancang. Mereka mulai bergerak. Mendatangi Kelurahan Wonokromo sebagai mitra. Karena ini merupakan program kesehatan, maka pihakkelurahan menunjuk Puskesmas Wonokromo sebagai rujukan.

Kelima mahasiswa Alfi Nur Hanifah, Thariqatul Jannah, Shobibatur Rohmah, Diana Safitri dan Annisatul Arum Pridasari mulai bergerak. Mereka mendatangani Puskesmas Wonokromo. Gayung bersambut. Kepala Puskesmas Dr Era Kartikawati menerima mereka dengan tangan terbuka. Apalagi, program yang diajukan menjadi prioritas Pemerintah Kota Surabaya.

“Kami sadar kami tidak memiliki banyak tangan. Peran kader, masyarakat setempat untuk mengatasi masalah gangguan jiwa ini sangat diperlukan. Karenanya ketika mahasiswa Unusa ini menyodorkan program pembentukan Kader Kesehatan Jiwa (Karsewa), kami sambut dengan kedua tangan terbuka. Bagaikan gayung bersambut,” ujar dr Era Kartikawati.

Dengan bantuan Puskesmas Wonokromo, terpilihlah 20 orang kader dari masyarakat sekitar Kelurahan Wonokromo yang diambil dari empat Rukun Warga (RW) yang ada. Pertemuan dan pelatihan kader dilakukan oleh lima mahasiswa Unusa itu selama empat hari mulai 10 hingga 14 Juni 2017. Dan pada 14 Juni 2017, Karsewa ini dikukuhkan dan resmi menjadi kader yang akan membantu Puskesmas Wonokromo untuk menyukseskan program Pemkot Surabaya.

Alfi Nur Hanifah, salah satu mahasiswa mengaku senang masyarakat sangat proaktif terhadap program ini. Mereka sangat antusias untuk melaksanakan fungsinya. “Karena peran mereka nantinya menjadi sangat penting. Mereka akan memantau tetangga di sekitarnya apakah ada yang memiliki ciri-ciri ODGJ. Jika ada, mereka harus segera melaporkannya ke puskesmas setempat sehingga bisa dilakukan tindakan. Sehingga tidak sampai merugikan orang lain. Bahkan, dengan tindakan yang cepat, ODGJ bisa lebih mandiri hidupnya,” jelas Alfi.

Dengan terbentuknya Karsewa ini, ke depan, para mahasiwa ini akan melakukan pendampingan untuk pembentukan Posyandu Kesehatan Jiwa. Apalagi, di Kelurahan Wonokromo sudah ada Posyandu untuk balita dan Posyandu untuk lansia. “Sehingga dengan adanya Posyandu Kesehatan Jiwa akan semakin lengkap keberadaan Posyandu di Kelurahan Wonokromo,” tandas Alfi. (end)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry