Ki-ka: Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe, Fanny Kurniati,Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Sawitri SE., MM. dan Rektor Ubaya, Benny Lianto meresmikan Pilot plant Laboratorium kultur jaringan Kalbe Ubaya Hanbang-Bio (KUH). (dok/duta.co)

SURABAYA | duta.co  – Kebutuhan ginseng dan  jahe merah untuk bahan baku industry sangat besar. Selama ini Indonesia sangat bergantung pada importasi sejumlah Negara. Karena diperlukan terobosan untuk bisa mengembangkan  bahan baku ginseng dan benih jahe merah secara kultur jaringan tanaman. Dan PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usaha PT Bintang Toedjoe meresmikan Pilot plant Laboratorium kultur jaringan Kalbe Ubaya Hanbang-Bio (KUH).

Laboratorium KUH ini laboratorium pertama di Indonesia yang mengembangkan bahan baku ginseng dan benih jahe merah secara kultur jaringan tanaman. Langkah nyata menuju komersialisasi, dalam rangka mendukung kemandirian bahan baku nasional.

“Tujuan pembangunan pilot plant sebagai penelitian lanjutan dari skala laboratorium yang telah dilakukan rentang tahun 2018—2021 sebelum memasuki tahap komersial. Pengembangan benih jahe merah secara kultur jaringan tanaman juga dikembangkan. Pilot plant ini dilengkapi dengan sistem AHU yang telah terintegrasi dengan Building Automation System (BAS), sehingga pemantauan kondisi ruangan pilot plant lebih terkontrol dengan baik,”  kata Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe, Fanny Kurniati  disela peresmian Pilot plant Laboratorium kultur jaringan Kalbe Ubaya Hanbang-Bio (KUH) di kampus Ubaya Surabaya, Kamis 2 Maret 2023.

Fanny menjelaskan bahwa dengan adanya pilot plant ini maka akan mempercepat persiapan menuju skala komersial. Selain itu, juga menghasilkan bahan baku ginseng serta benih jahe merah berkualitas yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku lokal dan berpotensi digunakan untuk pasar global.

“Peresmian Pilot plant Laboratorium KUH ini merupakan komitmen Kalbe melalui PT Bintang Toedjoe dalam mendukung Program Kemandirian Bahan Baku Nasional, sehingga menciptakan proses yang terintegrasi dan berkesinambungan pada industri farmasi terutama dalam menyediakan bahan baku yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Fanny.

Namun Fanny tidak mau menjelaskan lebih rinci ditanya rencana bahan baku tanaman apa lagi yang akan dikembangan di Pilot plant Laboratorium kultur jaringan Kalbe Ubaya Hanbang-Bio (KUH).

“Tunggu saja info selanjutnya dari pengembangan Pilot plant Laboratorium kultur jaringan Kalbe Ubaya Hanbang-Bio.  Dua tanaman ini, ginseng dan jahe merah menjadi prioritas dan bisa dikembangkan jenis tanaman lain yang ada,” ujar Fanny.

Sementara Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasin, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Agusdini Banun Saptaningsih mengatakan “Pilot plant yang dikembangkan oleh Kalbe melalui PT Bintang Toedjoe dan berkolaborasi dengan Ubaya dan Hanbang-Bio Korea, kami apresiasi dengan sangat baik dalam rangka mendukung kemandirian bahan baku nasional, khususnya bahan baku ginseng dan jahe merah. Dengan adanya pilot plant ini, maka pengembangan penelitian ginseng dan jahe merah telah selangkah lebih maju mendekati komersialisasi,” ujarnya.

Laboratorium kultur jaringan KUH adalah hasil kerja sama antara PT Bintang Toedjoe dengan Universitas Surabaya (Ubaya) dan Hanbang-Bio Co.Ltd (Kyung Hee University) Korea Selatan. Rektor Ubaya Benny Lianto menyatakan, peningkatan skala produksi ginseng Korea dan jahe merah Indonesia dengan metode kultur jaringan dari skala laboratorium ke skala pilot merupakan salah satu perwujudan visi Fakultas Teknobiologi Ubaya untuk menghasilkan karya yang manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat.

“Bergesernya skala produksi ini juga memperluas bidang-bidang yang dipelajari oleh mahasiswa dan ginseng yang diproduksi dengan cara baru ini bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Bila umumnya satu bioreaktor kecil menghasilkan sekitar 3 kilogram ginseng, pilot plant dapat menghasilkan sekitar 40 kilogram dalam satu kali proses. Hal ini karena kapasitasnya sebesar 200 liter atau setara dengan 14 bioreaktor kecil. Dengan masa panen yang sama, yaitu delapan minggu, waktu dan tenaga tentu menjadi lebih efisien. Selain itu, kalau dalam satu kali proses berhasil, semua pasti berhasil sehingga tidak ada fluktuasi hasil,” kata Rektor Ubaya, Benny Lianto.

Renovasi Pilot plant Laboratorium KUH yang dilakukan oleh Kalbe melalui anak usaha PT Bintang Toedjoe ini terdiri dari pembangunan fasilitas pilot plant, alat-alat laboratorium, dan supporting system lainnya. Sehingga, mendukung jalannya proses penelitian pilot produksi ginseng.

Pilot plant ini juga didukung Ubaya melalui program Matching Fund Kedaireka Kampus Merdeka dengan Kemendikbud-Ristek RI yang sudah berjalan sejak 2021. Program ini mendukung kerja sama universitas dengan mitra atau DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) dalam berbagai bidang.

Matching Fund yang diajukan pada tahun 2022 memiliki tema Kemandirian Kesehatan, dengan ruang lingkup adopsi atau difusi, hilirisasi, komersialisasi produk, purwarupa, teknologi, kebijakan (termasuk mini-plant, teaching factory, teaching industry) untuk memenuhi kebutuhan mitra. Dana program mencapai Rp6 miliar selama kurun waktu dua tahun terakhir, digunakan untuk pembelian alat-alat pendukung pilot plant dan mendukung peta jalan penelitian ginseng.

Saat ini, Kalbe melalui PT Bintang Toedjoe melakukan impor ginseng sebagai bahan baku utama produk Extra Joss. Dengan demikian, peran laboratorium ini sangat penting bagi PT Bintang Toedjoe untuk mengurangi ketergantungan impor dengan cara melakukan produksi secara mandiri melalui teknik produksi in vitro.

Dengan teknologi kultur jaringan, tanaman ginseng dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan klon tanaman yang sama persis dengan induknya (konsisten), mempercepat proses pematangan tanaman yang cukup signifikan, serta untuk multiplikasi jumlah tanaman tanpa memanfaatkan biji tanaman. Selain itu, teknik ini diharapkan menghasilkan ginseng dengan kandungan bahan aktif ginsenoside yang lebih tinggi dan terstandar.

Bintang Toedjoe juga mengembangkan beragam produk herbal berbasis jahe merah, seperti Bejo Jahe Merah, Bejo Extra, Sujamer, Bejo Berkah, Komix Herbal, hingga Redgine, yang telah dikenal luas oleh masyarakat. Fasilitas pilot plant ini juga berperan penting dalam menghasilkan bibit jahe merah melalui teknologi kultur jaringan tanaman yang seragam, stabilitas genetik terjaga dan asal indukan yang jelas, tidak mudah terkena penyakit, memiliki keseragaman target metabolit serta waktu kultivasi yang dapat dipersingkat lebih cepat empat bulan dari waktu kultivasi pada umumnya. Imm

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry