BAHAYA : Kondisi jalan cor di utara sungai brantas meliputi empat kecamatan rusak. Duta.co/arif

MOJOKERTO | duta.co -Kondisi jalan di wilayah utara sungai Brantas Kabupaten Mojokerto memprihatinkan. Bagaimana tidak, kondisi jalan cor yang dibangun dua tahun lalu itu kondisinya pecah bagian tengah. Tak hanya itu, kondisi jalan juga bergelombang sangat membahayakan bagi pengguna jalan. Kondisi itu hampir merata di semua jalan yang ada di utara sungai brantas meliputi kecamatan Jetis, Gedeg, Dawar Blandong dan Kemlagi.

Seperti nampak di jalan poros mulai perempatan Jatikurung di Kecamatan Kemlagi membujur ke timur ke perempatan Jetis di Kecamatan Jetis, banyak yang mengalami amblas. Kerusakan berupa patahan badan jalan mengakibatkan celah jalan yang menjadi pembatas pada bagian tengah melebar. Tak main – main, celah jalan tersebut bervariasi antara 5-10 cm.

Bahkan sejumlah titik terlihat mengalami keretakan cukup signifikan. Seperti terlihat didepan SMK 1 Muhammadiyah, Kemlagi. Patahan tersebut tak ayal membuat badan jalan bergelombang dan sangat membahayakan terutama bagi pengendara roda dua.

Riskannya kondisi jalan, juga terpantau di perempatan Kupang ke arah Les Padangan, Kecamatan Gedeg. Kondisi jalan selebar kurang lebih 6 meter tersebut runyam dan sangat mengkhawatirkan. Patahan pada bagian tengah terlihat melebar disana-sini. Lebarnya patahan tersebut bahkan bisa menelan ban sepeda motor naas yang kadung masuk ke jebakam Betmen tersebut. Kondisi serupa terjadi di jalan sepanjang kurang lebih 7 km mulai dari perempatan Kupang sampai perempatan Jetis.

Celakanya, kondisi lalu lintas disejumlah jalan tersebut terbilang cukup ramai. Saban hari jalan tersebut dipadati ranmor terutama saat jam sibuk pagi dan sore hari. Tak hanya menghubungkan Surabaya jalan tersebut merupakan jalan protokol menuju kawasan industri di Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Wringinanom hingga Driyorejo, Kecamatan Gresik.

Ironisnya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Mojokerto terkesan tutup mata dengan kondisi ini. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang memegang otoritas pembangunan dan pemeliharaan diduga membiarkan kondisi ini. Kalaupun ada upaya pemeliharaan, sifatnya terkesan menggugurkan kewajiban. Rekahan jalan cor tersebut tampak hanya dikucuri aspal cair. Tak pelak, pemeliharaan model ini pun tak mampu membungkam kerusakan jalan.

“Kalau lewat situ harus full konsentrasi, maklum jalannya banyak yang rusak, ” ungkap  Djoko Ismono warga Lingkungan Karanglo yang kerap lewat jalanan tersebut, Rabu (4 /12).

Ia menyindir PU terkesan gemar membangun namun lupa merawat.” PU tampaknya hanya senang membangun karena anggarannya besar tapi lupa cara merawatnya. Padahal anggaran pemeliharaan juga tak sedikit. Dikemanakan anggaran tersebut, ” semprotnya.

Ditemui terpisah, Kabid Tata Bangunan dan Prasarana DPUPR Kabupaten Mojokerto, Heri Subekti mengatakan jika pihaknya rutin melakukan pemeliharaan jalan.” Ya rutin,” jawabnya.

Ia mengungkapkan teknis pemeliharaan jalan. Menurutnya, metode pemeliharaan yang ia gunakan adalah menggunakan material sejenis.

“Kalau jalannya jalan cor maka yang digunakan untuk menembel adalah cor. Ya diambil bagian yang rusak dan di cor gitu aja,” pungkasnya.

Sayangnya testimoni Heri yang juga Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)  tersebut jauh panggang dari api. Karena faktanya, pemeliharaan jalan cor di utara Sungai sama sekali tak menggunakan material semen namun aspal. Itupun aspal cair yang tambak hanya di kucurkan dari atas.ari

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry