Pelatihan kreasi produk makanan yang dilakukan tim dari Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Unair di Dusun Demangan, Desa Setonrejo, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. DUTA/ist

KEDIRI | duta.co – Sejak terjadinya Pandemi Covid19, masyarakat Indonesia terdampak baik secara keuangan dan non-keuangan. Meningkatnya pengangguran, kemiskinan serta terbatasnya ruang gerak masyarakat mengakibatkan siklus bisnis yang tidak berjalan dengan baik.

Hal itu juga terjadi pada warga yang tinggal di Dusun Demangan, Desa Setonrejo Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.

Karena itu, dosen Unair yang diketuai Dr Sri Herianingrum,dengan anggota tim Dr Tika Widiastuti, Dr Meri Indri Hapsari melakukan program pengabdian masyarakat di desa tersebut.

Mereka juga berkolaborasi dengan dosen dari perguruan tinggi lain yakni Dr Fimansyah dari Universitas Diponegoro dan Direktur ISDEV USM, yakni Assc Prof Dr Shahir Akram Hassan.

Bersama, mereka mengadakan kegiatan pelatihan pengelolaan usaha untuk membuat kreasi produk makanan agar dapat bertahan di tengah pandemi Covid19 ini.

Pada pengabdian masyarakat ini, baik Dr Firmansyah maupun Dr Shahir memberikan sambutan serta materi tentang pentingnya berbisnis dan bagaimana bisnis dapat bertahan di masa Covid-19.

Ketua Tim, Sri Herianingrum mengatakan pelatihan membuat kreasi produk makanan yang berbahan baku tahu. Selama ini, Kediri dikenal sebagai penghasil tahu. “Karenanya kita ajari warga agar bisa mengolah itu,” ujar Sri.

Sri dan tim menginginkan agar tahu yang diproduksi di Kediri itu tidak hanya dijual mentah. Tapi juga dikreasikan agar bisa menambah nilai jualnya. “MIsalnya dibuat tahu walik yang saat ini sedang tren. Jadinya harga jualnya akan lebih mahal,” ungkapnya.

Masyarakat diajarkan cara membuat tahu walik dan brownis kukus. Produk ini dapat diproduksi secara manual oleh beberapa warga desa dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

“Namun, kemampuan mereka dalam memproduksi masih terbatas. Sehingga dalam pengemasan serta pemasaran belum tergarap dengan baik. Potensi tersebut belum tergarap dengan baik oleh masyarakat. Selain diajarkan untuk membuat Tahu Walik,dan brownis kukus, masyarakat juga diberi pelatihan untuk aplikasi digitalisasi, yaitu bisnis-whatsapp, untuk meningkatkan tingkat penjualan dari Produk tahu Walik tersebut,” terang Sri.

Kegiatan yang dilakukan 29 Agsutus 2021 bertempat di Balai Desa Setonrejo dihadiri perwakilan warga untuk mendapatkan pelatihan pengolahan, pengemasan dan pemasaran Produk Tahu Walik dan brownis kukus.

Kemudian materi dilanjutkan terkait pemasaran secara digital yang disampaikan oleh Irham Zaki. Dimana peserta dikenalkan beberapa platfrom digital untuk memasarkan produk tahu walik tersebut. Selain di kenalkan platfrom digital tersebut, peserta juga diberi pelatihan untuk mulai menjual produk di beberapa platfrom tersebut.

Selain diberikan pelatihan untuk membuat tahu walik, masyarakat juga diajarkan untuk membuat brownies pisang dengan memanfaatkan hasil bumi desa yang melimpah.

Kegiatan ini kata Sri diharapkan bisa terbantu untuk meningkatkan pendapatan warga apalagi di masa pandemi.

Kegiatan inipun diapresiasi warga desa. Warga pun bisa mempraktikkan secara langsung apa yang sudah diajarkan untuk kemudian dijual. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry