Dekan FK Unair Prof Budi Santoso menyerahkan ijazah pada dr dr Sarah Izdihar saat pelantikan dokter di Aula FK Unair, Kamis (17/11/2022). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co– Keinginan dr Sarah Izdihar mengajak sang ibu, Dyah Kusuma Dewi untuk hadir dalam pelantikannya sebagai dokter harus dipendam.

Karena saat pelantikan itu datang pada Kamis (17/11/2022),  sang bunda dipanggil Sang Khalik. Momen bahagia dan kesedihan datang berbarengan.

Dan dokter Sarah di tengah kesedihan tetap menghadiri acara pelantikannya di aula Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair). Karena pelantikan adalah momen yang juga ditunggu-tunggunya setelah enam tahun menempuh pendidikan dokter dan profesi dokter di FK Unair.

Dan setelah selesai pelantikan, dr Sarah pun lekas berlalu karena dia harus menghadiri pemakanan sang bunda. Sengaja pemakaman dilakukan setelah pelantikan usai.

Dokter Sarah mengatakan momen kali ini sangat menguras emosinya. Antara sedih dan bahagia. Momen yang ditunggunya ternyata harus bersamaan dengan kesedihan. “Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” katanya .

Dekan FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso,SpOG (K) saat berpidato menyampaikan duka cita yang mendalam pada dr Sarah. Bahkan Prof Bus, panggilan Prof Budi Santoso mengajak yang hadir untuk berdoa bersama.

Pelantikan dokter diikuti 27 orang yang dihadiri Wakil Rektor Unait, Prof Miftahussurur, Direktur RSUA, Prof Nasronuddin dan Direktur RSU dr Soetomo Dr dr Joni Wahyuhadi.

Dr Joni dalam kesempatan itu mengatakan RSU dr Soetomo sudah ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan utama baik untuk pendidikan dokter dan dokter spesialis FK Unair. “Kita harus meningkatkan kualitas sehingga bisa mutu pendidikan dokter,” katanya.

Dr Joni mengatakan ada tiga hal yang harus dilakukan seorang dokter yang ada korelasinya dengan 13 poin sumpah dokter.

Yakni selalu mengikuti perkembangan dengan memberikan medical need atau memberikan apa yang dibutuhkan pasien dan keluarganya.

Kedua yakni dengan memenuhi emotional need pasien dan keluarganya. Karena sejatinya pasien dan keluarganya hanya butuh didengar voice dan choise-nya.

Ketiga yakni bersikap friendly pada pasien dan keluarganya. “Dokter harus menganggap pasien itu bagian dari hiduonya, bagian dari keluarganya. Rasa empati harus ditanamkan. Memang butuh waktu tapi harus dipupuk,” ujarnya. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry