JAKARTA | duta.co – Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat umum terkait UMKM dan cara melakukan ekspor produk UMKM-nya, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) ikut berperan pada acara UMKM Week 2022 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keungan Republik Indonesia.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari itu, LPEI berpartisipasi aktif sebagai salah satu narasumber talkshow bertajuk UMKM menembus ekspor. Talkshow ini diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait tata cara melakukan ekspor.
Peran LPEI dalam hal ini, membantu dan mendorong pelaku-pelaku UMKM agar mampu berorientasi dan atau bersaing di pasar ekspor. Selain itu, juga mengupayakan agar peran aktif Kementerian Keuangan melalui SMV dapat dirasakan oleh para pelaku usaha UMKM.
Keterangan yang disampaikan Kepala Devisi Jasa Konsultasi LPEI, R Gerald mengatakan, memaparkan bahwa LPEI memberikan dukungan finansial dan non finansial kepada para pelaku UMKM yang berorientasi merebut pasar ekspor. “LPEI memiliki fasilitas pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha berorientasi ekspor,” jelas Gerald.
Khusus untuk layanan non finansial, sambung Gerald, LPEI dapat memberikan bantuan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan atau CPNE, marketing handholding program, dan desa devisa. “Sedangkan, untuk program pemberian jasa kosultasi kepada UKM berorientasi ekspor, LPEI memiliki tujuan khusus, yakni meningkatnya eksportir baru, nilai ekspor nasional, hingga daya saing produk atau komoditas Indonesia,” ujarnya.
Untuk CPNE, lanjut R Gerald, merupakan program pelatihan dan pendampingan yang diberikan kepada pelaku usaha berorientasi ekspor selama satu tahun. “Hingga Juni 2022, LPEI telah memberikan pelatihan kepada 2.700 UMKM serta melahirkan lebih dari 120 eskportir baru,” jelasnya.
Tak hanya itu yang disampaikan, R Gerald, namun dia juga menjelaskan maksud dari marketing handholding program yang di kenal dengan istilah business matching ini, merupakan upaya percepatan ekspor dalam rangka membuka akses pasar ekspor bagi produk UKM mitra LPEI. Bentuknya berupa digitalisasi via global marketplace business matching melalui diaspora, dan pameran berskala internasional.
Program Desa Devisa, imbuh R Gerald, nerupakan program pemberdayaan untuk komunitas petani, pengrajin, koperasi maupun UKM yang memiliki produk unggulan ekspor. “Hingga Bulan Juni 2022, LPEI memiliki 134 desa devisa dengan 9 komoditas unggulan kakao, kopi, beras, garam, rumput laut, kerajinan, tenun, gula semut dan lada hitam. LPEI dalam hal ini telah memberikan pendampingan kepada 12.821 petani atau pengrajin,” bebernya.
Sementara itu, pada penutupan acara UMKM Week 2022, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri mengajak seluruh jajarannya untuk memperbaiki program sinergi dalam membantu UMKM. “Apabila UMKM pasarnya di luar negeri, maka Direktorat Jenderal Bea dan Cukai siap membantu menerobos pasar ekspor. Sedangkan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia juga siap kolaborasi. Sebab, UMKM perlu dibantu disemua front. Jangan sampai UKM dibebani, tapi harus dibantu,” pinta Sri Mulyani, Jumat (12/8/2022).
Tak hanya itu yang disampaikan Sri Mulyani, tapi dia mengaku sangat berharap kolaborasi antar jajaran lembaga maupun kementerian dapat mempercepat pertumbuhan UMKM. “Dengan gerakan UMKM, Insya Allah Indonesia bisa pulih dari kondisi pandemi. Selamat hari UMKM nasional,” pungkasnya.
Untuk diketahui, UMKM Week 2022 merupakan wujud kolaborasi #KemenkeuSatu yang senantiasa terjalin antara Kementerian Keuangan dengan #SpecialMission Vehicle Kementerian Keuangan RI. Dalam acara itu, LPEI juga ikut berpartisipasi dalam giat pameran.
Lembaga dikenal dengan sebutan Indonesia Eximbank ini menampilkan produk UMKM binaan LPEI. Selain UMKM Week 2022, LPEI juga turut berpartisipasi pada agenda #KemenkeuSatu lainnya berupa partisipasi pada kegiatan Road to Mofest 2022 Bali yang diselenggarakan pada tanggal 11 Agustus 2022. (her)
