Dr Umdatus Soleha, SST, MKes lulus S3 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, Universitas Airlangga. DUTA/ist

SURABAYA  | duta.co – Disertasi berjudul Model Self Regulation Berbasis Spiritual terhadap Life Style Penderita Hipertensi menjadi penentu kelulusan Umdatus Soleha, SST, MKes dalam program Doktoral Kesehatan masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga (Unair), Selasa (28/6/2022).

Direktur Akademik, Kemahasiswaan dan Perpustaaan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) itu bisa mempertanggungjawabkan disertasinya di depan promotor Prof Dr Ahmad Yusuf, SKp, MKes dan dr Oedojo Sudirham, MA, MPH, PHd.

Yang menggembirakan, perempuan kelahiran Banyuwangi 1Agustus 1976 ini dinyatakan lulus cumlaude. “Alhamdulillah, lulus dengan sangat memuaskan,” ujarnya bernafas lega.

Usai menghadapi masa-masa tegang, Umdatus menceritakan lika-liku selama kurang dari empat tahun menjalani studi S3 di Unair dan harus minimal dua publikasi internasional. Menurutnya, ini adalah studi paling berat yang dia tempuh, namun semua dijalani dengan ikhlas. “Ketika sudah dinyatakan lulus, benar-benar plong,” tandasnya.

Maklum, Umdatus bukan hanya sibuk menempuh studi. Dia juga harus mengemban tugas di Unusa yang sangat membutuhkan tanggung jawab besar. Sehingga bisa mengerjakan disertasi dan bisa lulus studi di waktu tempuh, merupakan berkah yang luar biasa.

“Jangan tanya waktu tidur saya, karena dalam pikiran hanya ingin cepat terbangun untuk mengerjakan. Saya hanya bisa mengerjakan saat malam hari, di saat orang-orang semua terlelap. Karena kalau pagi saya harus mengerjakan tanggung jawab saya sebagai ibu, istri dan tentunya direktur di Unusa,” jelasnya.

Bahas Hipertensi karena jadi Silent Killer

Umdatus tak henti bersyukur disertasi tentang hipertensi menjadikannya lulus dengan memuaskan. Dia memang sengaja menjadikan hipertensi sebagai pokok bahasan. Karena penyakit ini adalah penyakit mematikan tertinggi dari semua penyakit tidak menular (PTM) lainnya.

Dari data yang dia dapat, pada 2016 jumlah penderita hipertensi di Indonesia sebesar 25 persen, namun pada 2018 mencapai 34 persen dari total penduduk Indonesia. Dan Jawa Timur angkanya jauh lebih tinggi dibandingkan angka nasional. Angka kematian pasien juga sangat tinggi. “Surabaya terbesar karena kota besar,” tukasnya.

Umdatus mendapati, bahwa penyakit ini muncul karena gaya hidup tidak sehat penderitanya terutama bagi yang memiliki faktor keturunan atau genetik hipertensi, menambah jumlah penderita semakin banyak.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Untuk itu, Umdatus menyarankan adanya pengaturan diri pada penderita hipertensi itu. Adanya kemampuan mengatur diri sendiri (self regulation) agar penyakit hipertensi tidak semakin parah diderita.

“Apalagi, 90 persen penderita hipertensi itu tidak diketahui penyebabnya. Orang punya genetik hipertensi ditambah gaya hidup tak sehat, maka semakin memperparah,” tukasnya.

Karena itu, dalam self regulation itu, penderita harus menjaga pola makan, pola tidur, aktivitas yang baik, olahraga teratur serta mengonsumsi obat secara teratur.

“Semuanya harus dilakukan bersamaan, tidak boleh satu persatu agar supaya tidak semakin parah penyakitnya. Karena kalau tidak penyakit lain mengintai, misalnya stroke, ginjal, kebutaan, gagal jantung dan sebagainya,” tuturnya.

Yang paling penting dari semua itu, kata Umdatus, pasien harus memiliki internalisasi nilai-nilai sipirtual. Di mana pasien hipertensi harus menggunakan keyakinan spiritualnya agar bisa berprilaku baik, patuh menjalankan semua program yang dianjurkan dokter. “Kalau tidak patuh, penyakit itu akan jadi silent killer, pembunuh berdarah dingin,” tandasnya.

Umdatus pun mengambil data pasien hipertensi di wilayah Puskesmas Wonokromo Surabaya sebanyak 246 orang. Dari jumlah itu, rata-rata hanya patuh menjalankan anjuran minum obat, tidak melakukan anjuran lainnya.

“Sehingga mereka sangat bergantung pada obat. Harusnya, mereka menjaga makan, olahraga, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Susah menyuruh orang istiqomah, makanya ketika menderita hipertensi, harus ikhlas, ridho dan memasrahkan semuanya kepada Tuhannya,” tandas Umdatus. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry