Menteri BUMN RI Erick Thohir mendapatkan sambutan meriah ketika menghadiri Festival Banjari Erick Thohir se-Jawa Timur di Islamic Center Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) Jombang. Ketika ingin memberikan sambutan, ribuan santri bersama penonton acara meneriakkan 'Presiden!'. (dok/duta.co)

MALANG | duta.co – Nama –nama Calon Presiden (Capres) mulai muncul ke permukaan dari berbagai survey lembaga salah satunya yakni Erick Thohir. Nama Erick Thohir yang kini menjabat sebagai Menteri BUMN di kabinet Presiden Jokowi ini pelan namun pasti terus meningkat meski Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto masih menduduki peringkat wahid calon presiden versi Indikator Politik Indonesia.

Anang Sujoko S.Sos., M.Si., D.COMM, pengamat Politik dari Universitas Brawijaya (UB) Malang menilai media exposur turut memberikan andil dalam meningkatkan elektabilitas calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

“Framing media sangat mempengaruhi elektabilitas capres dan cawapres di publik. Sehingga media exposur sangat penting. Dengan munculnya beberapa tokoh yang elektabilitas tak berubah menunjukan demokrasi di Indonesia masih mengacu pada demokrasi popularitas,”ungkap Anang.

Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) melakukan survei menentukan capres menurut pilihan warga Nahdlatul Ulama (NU). Tak diduga Khofifah Indar Parawansa menjadi capres pilihan sebagian warga NU.

Survei yang dilakukan oleh CSIIS ini dinilai wajar oleh Anag. Sebab Khofifah merupakan tokoh yang cukup kuat di NU. Khususnya dikalangan Muslimat dan Fatayat NU Jawa Timur. Bahkan elektabilitas Mantan Mensos ini lebih kinclong dan bisa mengalahkan Muhaimin Iskandar maupun Saifullah Yusuf.

“Memang elektabilitas Khofifah masih di bawah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Namun kinerja beliau tak kalah dengan tokoh Nasional seperti Ganjat dan Prabowo yang sudah di kancah Nasional,”papar Anang.

Untuk Erick Thohir, Anang melihat elektabilitasnya saat ini terbilang tinggi tinggi. Termasuk di warga Nahdiyin. Bahkan kini elektabilitas Erick mampu memperkuat capres yang nanti akan dipasangkan dengannya.

Lanjut Anang, saat ini Erick sangat cocok disandingkan dengan Ganjar atau Khofifah. Erick dinilai Anang mampu melengkapi sosok Ganjar atau Khofifah.

Ganjar dan Khofifah merupakan tokoh yang turun langsung serta mampu menyatu dengan masyarakat. Sementara Erick merupakan tokoh muda yang berhasil membuat perusahaan BUMN menjadi sehat. Sehingga pasangan capres dan cawapres nantinya harus saling melengkapi, tidak boleh memunculkan kontroversi dan tidak boleh menunjukan kedua-duanya saling dominan. Jika sama-sama dominan maka akan sulit untuk mencari harmonisasi.

“Erick bisa disandingkan dengan Ganjar atau Khofifah. Mereka bisa memainkan perannya masing-masing. Jika mereka disandingkan akan saling melengkapi, tidak memunculakan kontroversi dan tidak saling dominan. Ganjar atau Khofifah di segment tokoh yang merakyat. Sedangkan Erick sebagai tokoh udah yang sangat kuat di BUMN. Erick disandingkan dengan Ganjar maupun Khofifah sudah tepat,” terang Anang.

Saat ini posisi Erick Thohir kalangan Nahdiyin juga semakin kuat. Meski bukan dari pesantren dan warga NU, dengan profesionalisme dan sosok yang dipercaya mampu merawat NU, maka sosok Erick mudah diterima di warga Nahdiyin. Bahkan kedekatan dengan NU tersebut dipercaya Anang mampu menyokong Erick untuk maju kancah pemilihan capres dan cawapres 2024.

“Selain tujuannya untuk merawat NU, pasti Menteri Erick punya tujuan politis. Meski nilai religius, sosial dan menggembangkan ekonomi warga NU juga ada, namun faktor politis juga tak bisa diabaikan kedekatan Erick dan Nahdiyin. Dekat dengan Nahdiyin diharapkan diharapkan mampu merawat dukungan menjelang pilpres 2024,”terang Anang.

Safari Ramadhan Erick ke pesantren, berencana membuat badan usaha NU, menjadi anggota Banser, dinilai Anang berpotensi dapat membuat kekuatan tersendiri untuk merebut hati warga Nahdiyin. Terlebih lagi NU merupakan organisasi terbuka untuk menerima calon dari luar NU.

“Erick yang secara konsisten dan terus menerus merawat NU menjadi nilai tambah tersendiri di kalangan Nahdiyin. Apalagi idiologi yang dimiliki Erick tidak bersebrangan idiologinya NU. Sehingga Erick sangat mudah diterima di warga NU,”pungkas Anang. Imm