SABLON : Anak jalanan dan putus sekolah menyablon kertas. (duta.co/faisal)

PROBOLINGGO | duta.co -Dinas Sosial Kota Probolinggo memberikan pelatihan sablon kepada 10 anak jalanan dan putus sekolah. Pelatihan diharapkan membuat mereka bisa membuka usaha dan hidup mandiri secara ekonomi.

Kabid Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Imroatul Hasanah membuka pelatihan tersebut. Menurutnya, pelatihan merupakan wujud kepedulian Pemkot terhadap anak jalanan dan putus sekolah.

“Kami minta anak-anak serius mengikuti pelatihan ini, sebagai bekal membuka usaha dan hidup mandiri dari sisi ekonomi,” katanya.

Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Anak dan Lansia Titik Sulistyowati menjelaskan, pelatihan itu diikuti 10 anak dari lima kecamatan, dan berlangsung selama 10 hari di shelter Dinsos.

Instruktur dan narasumber adalah pengusaha sablon, Cahyono. Instruktur membagikan ilmu dan pengalamannya selama malang melintang di dunia usaha sablon. Kesepuluh anak dilatih cara menyablon kertas, sablon kain dan sablon kaos.

“Pelatihan itu diberikan supaya mereka mempunyai keterampilan. Agar mereka tidak diam dan keluyuran yang tidak jelas manfaatnya. Dengan pelatihan ini mereka bisa buka usaha sablon dan memghasilkan uang dari usahanya,” kata Titik.

Para peserta pelatihan masih berusia 16-18 tahun. Mereka ada yang luusan SD, SMP dan putus sekolah. Dengan usia yang masih produktif, mereka didorong untuk berkarya dan produktif.

Peserta latihan tampak antusias mengikuti latihan. Mereka praktek langsung mewarnai dan mencuci alat sablon. Kaos dan kertas menjadi objek latihan mereka.

Titik menambahkan, pelatihan sablon yang mereka ikuti sangat lengkap, mulai dari proses awal hingga finishing. Peserta dilatih sablon hingga mahir dan menguasainya.

Peserta dilatih mulai menggunakan alat screen, frame, hingga bahan warna. Dilatih pula proses pewarnaan, pemanasan sablon hingga pengeringan.

Salah satu peserta Jimi, asal Kecamatan Wonoasih yang lulusan SMK mengaku dapat banyak pelajaran dari pelatihan Dinsos.

“Selama ini saya nganggur di rumah. Usai latihan saya mau buka usaha sablon di rumah. Pengen jadi pengusaha. Ini saya sekarang praktek sablon kaos dan kain,” katanya sambil mencuci dan mewarnai alat sablon di halaman shelter.  Peserta lainnya, Dimas, yang lulusan SMP, konsentrasi latihan sablon baju.

Selama beberapa hari ikut latihan, dia mengaku terbuka pikirannya untuk memiliki pekerjaan demi masa depan. Pelatihan sablon ternyata cocok di hatinya.

“Usai latihan saya mau buka usaha sablon. Hasilnya buat nikah dan nafkah istri kelak. Hasilnya juga untuk membahagiakan orang tua,” ujarnya kemarin. (afa)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry