Kadinkes Kabupaten Madiun Soelistyo Widyantono (duta.co/agoes basoeki)

MADIUN | duta.co -Buntut pentol bakso diduga dari daging tikus ramai di jagat media sosial, membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun mengambil langkah cepat. Kasus itu sempat membuat heboh, akibat video di upload melalui status media sosial sejak Sabtu (25/1/2020) malam lalu.

Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, berdasarkan keterangan penjual mie ayam bakso Sugeng pemilik kedai di Desa Kedungmaron, Kecamatan Pilangkenceng, mengaku pentol bakso bukan buatannya. Sugeng sendiri warga Desa Sumbergandu, Kecamatan Pilangkenceng, berjualan mie ayam bakso sejak 3 tahun lalu.

Pentol bakso itu dibeli dari penjual pentol bakso Agus warga Desa Sukorejo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, sedangkan Agus sendiri membeli dari warga Kabupaten Nganjuk. Selanjutnya, jajaran Dinas Kesehatan bersama penjual pentol bakso menuju Kabupaten Nganjuk, Selasa (28/1/2020) siang lalu.

“Berbekal keterangan itu, kami mengajak Mas Agus ke penjual pentol bakso ke Kabupaten Nganjuk. Dilokasi pembuatan pentol bakso itu , kami menerima penjelasan lengkap, pemilik usaha menampik adanya campuran daging tikus. Pentol bakso dibuat dari daging sapi hingga lidah sapi,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Soelistyo Widyantono, Rabu (29/1/2020).

Pemilik usaha pentol bakso Sardi Bakso Sumber Roso,  Dusun Tawangsar, Desa Kedungombo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, menjelaskan hingga detail. Termasuk kecurigaan adanya kaki tikus dalam pentol bakso.

Menurutnya kemungkinan dugaan ada mirip kaki tikus berasal dari campuran lidah sapi, saat dipraktekkan dan dimasak, begitu dibuka mirip seperti dalam video beredar itu. “Kami sisi lain alami kesulitan memperoleh data pembanding, karena barang dijadikan bukti di video itu sudah dibuahg. Sedangkan, pentol bakso milik Sugeng berada dalam lemari es tidak bisa dianggap pembanding,” ujar Soelistyo Widyantono lagi.

Heboh pentol bakso diduga dari daging tikus, berawal dari status WA milik Ajeng Diah Rusmayanti warga Dusun Jatus, Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Dalam status WA nya, Ajeng memvideo pentol bakso dibawa pulang, didalamnya ada daging hitam menyerupai daging tikus.

Tak pelak, beberapa hari berselang, status itu heboh dan beredar disejumlah media sosial, hingga membuat heboh. Akibat lain, pejual dan penjualan pentol bakso alami penurunan tajam di seputaran Caruban. Para penjual dan warga media sosial meminta kejelasan kasus itu.

Sebelumnya Sabtu (25/1/2020) sekitar pukul 17.30 lalu, Ajeng bersama satu rekannya makan mie bakso. Sebanyak 2 bungkus dimakan ditempat dan satu bungkus lagi dibawa pulang, saat dibuka dirumah itulah Ajeng curiga ada daging mirip kaki warna hitam.

Lalu, Ajeng melakukan browsing soal kaki tikus, merasa yakin daging itu diduga dari tikus, sempat melakukan protes ke Sugeng pemilik kedai melalui WA sekitar pukul 20.40.

Sugeng pemilik kedai saat didalami petugas, pentol dibeli dari Agus warga Desa Sukorejo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Sedangkan, Agus sendiri memperoleh pentol bakso itu dari Kabupaten Nganjuk, ditelusuri lebih lanjut petugas gabungan.

Akibat lainnya, hebohnya pentol bakso diduga dari daging tikus membuat penjual bakso resah dan penjualan menurun drastis. Penjual bakso meminta hal itu segera dituntaskan, agar ada kepastian benar atau tidak. (ags)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry