SURABAYA | duta.co – Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur merasakan pentingnya inovasi dilakukan semua sekolah terutama jenjang SMA/SMK.

Karena itu dalam waktu dekat Dindik Jatim akan membuat aplikasi khusus yang diberinama Sistem Informasi Inovasi Sekolah (SIISKA).

SIISKA ini bisa dijadikan media bagi semua sekolah untuk menampilkan inovasi yang dibuatnya.

Agar nantinya inovasi itu bisa dilihat semua pihak, dicontoh dan diterapkan sekolah lain.

Sekretaris Dindik Jatim, Ramliyanto mengatakan aplikasi bertujuan untuk mendorong sekolah melakukan inovasi juga mendokumentasikan inovasi itu.

Selain itu juga untuk memberikan asistensi terhadap inovasi itu serta bisa memgikutkan inovasi-inovasi yang sudah masuk itu ke ajang-ajang kompetisi.

Ide awalnya kata Ramli, untuk mendokumentasikan inovasi itu dengan baik dan terstandarisasi. Awalnya, hanya Dindik Jatim yang bisa mengakses.

Tapi, ide dari banyak pihak aplikasi ini nantinya bisa diakses semua pihak sehingga sekolah bisa mengamati setiap inovasi sekolah lainnya untuk kemudian diaplikasikan,” ujar Ramliyanto.

Ramliyanto berbicara masalah inovasi ini di acara media gathering program Inovasi di Kantor Dindik Jatim Kamis (4/10).

Aplikasi yang rencana sebelum akhir tahun bisa dilaunching ini memang ingin memberikan motivasi bagi sekolah untuk melakukan inovasi.

Apalagi Dindik Jatim  memiliki program SAKTI yaitu satu sekolah tiga inovasi dalam satu tahun.

“Ini langkah untuk menuju ke sana. Sehingga pada 2019 nanti SAKTI ini bisa terwujud,” tukasnya.

Nantinya setiap sekolah yang memiliki inovasi mengirimkannya ke Dindik Jatim. Dindik melalui timyang ditunjuk akan mengoreksi agar inovasi itu sesuai dengan konsep.

Bisa jadi nantinya inovasi yang dikirimkan itu akan dikembalikan dengan berbagai catatan untuk diperbaiki.

“Kalau sudah diperbaiki bisa dikirimkan ulang agar kami bisa mengunggahnya. Karena kami harus memiliki standar baku agar yang diunggah di aplikasi itu benar-benar berkualitas,” jelas Ramli.

Ramli menyadari bahwa sebenarnya banyak sekolah di Jawa Timur ini yang memiliki inovasi. Namun, sampai saat ini banyak yang belum mengeksposnya dengan baik.

Inilah yang menjadi pekerjaan rumah Dindik Jatim. Bagaimana mindset kepala sekolah, kepala cabang dinas dan pihak terkait untuk terbuka terhadap eksploitasi karya.

“Kadang ketika ada satu sekolah yang menang terhadap inovasi tertentu, baru sekolah lain bilang, itu sudah diterapkan lama di sekolah. Tapi karena tidak pernah diekspos akhirnya keduluan sekolah lain. Bahkan sekolah lain bisa menjadi juara inovasi,” jelas Ramli. end