KEDIRI | duta.co – Mungkin tidak banyak orang yang mengenal dekat siapakah sosok Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa akrab disapa Mbak Wabup. Lebih banyak berteman dengan laki–laki, menjadikannya disebut gadis tomboy. Bahkan masa kuliahnya, dihabiskan di dalam kampus hingga terpaksa menginap karena harus menyelesaikan tugas mata kuliah.

Menggenyam Pendidikan di SD Negeri Jambean II Kras berlanjut ke SMP Negeri 1 Ngadiluwih kemudian mengenyam pendidikan tingkat atas di SMA Negeri 4 Kota Kediri. Mbak Wabup meraih gelar Sarjana Tekhnik dari Institut Tekhnologi Surabaya (ITS) Jurusan Teknik Elektro.

“Bukan hanya masa kuliah, sejak SMA memang banyak berteman dengan laki – laki kemudian kuliah di teknik seiring mengambil jurusan sistem pengaturan,” ucap Dewi Mariya Ulfa saat ditemui di ruang kerjanya, di Gedung Pemkab Kediri, Rabu (21/04)

Menurutnya sosok RA. Kartini merupakan salah satu idolanya, menjadikan tetap teguh menjadi aktifis di IPPNU hingga kemudian menghantarkannya sebagai Ketua PC Fatayat Kabupaten Kediri. Satu kelebihan lainnya orang nomor dua di Kabupaten Kediri di bidang ilmu Matematika dan Fisika. “Setelah keterima di ITS, sesuai dengan pelajaran yang saya sukai Matematika dan Fisika,” ungkapnya.

Lahir di Desa Jambean Kecamatan Kras pada 1 September 1980 dari pasangan keluarga sederhana Moh. Tohir dan Umi Habibah, justru menjadikan makin percaya diri dan memiliki semangat untuk terus menuntut ilmu. Ada kisah menarik hingga sekarang diingatnya, saat dirinya diminta maju sebagai calon wakil bupati.

“Ceritanya saya baru jadi Ketua Fatayat pada 31 januari dilantiknya bersamaan Harlah NU. Tidak sampai satu bulan saya dihubungi untuk direkomendasikan jadi wakil bupati. Seperti mimpi karena saat itu saya tidak pernah berpikir proses Pilkada sampai pelantikan, kemudian harus berhadapan dengan banyak wartawan. Namun karena tanggung jawab menjalankan proses, setiap tahapan telah dilalui. Mulai daftar di KPU, mengikuti test kesehatan dan harus mengikuti debat publik,” terangnya.

Dia pun masih ingat akhirnya selama dua minggu tidak bisa tidur hingga kemudian dipertemukan dengan Mas Bup Hanindhito Himawan Pramana. “Saya tidak berani matur ke bapak dan ibu saat itu, kemudian saya beranikan meminta doa restu kepada beliau. Padahal saya tidak merasa melakukan loby atau pendekatan kepada siapapun,” ucapnya.

Seiring Peringatan Hari Kartini, Mbak Wabup berharap kepada kaum perempuan untuk lebih membuka diri, menunjukkan kompetensi kemampuan dan tidak gengsi dalam menggejar ilmu. “The Best Version of Yourself, jangan karena teman saya dandan gini saya ikut jangan. Jadi orang harus percaya diri dengan fasilitas yang ada di kita sendiri dan tidak perlu menjadi orang lain jika hanya sekedar untuk dihargai,” ungkapnya.

Dia pun berbangga terlibat dalam sejumlah aktifitas di lingkungan Nahdlatul Ulama khususny IPPNU. Teringat hanya bermodal uang saku Rp. 5 ribu, tidak memiliki motor dan pakaian bagus. Kemudian mengikuti sejumlah pelatihan hingga seminggu hanya bermodal uang saku Rp. 20 ribu.

“Maknanya ya anugerah dari Ibu Kartini mengajak kita perempuan untuk menjadi sejajar dengan laki – laki bukan berarti melangkahi. Jadi tetap ada batasnya tapi untuk urusan karir urusan profesi boleh bersaing. Kita punya kemampuan kecuali status diri beda. Kalau urusan karir dan yang lain, kita punya kesempatan yang sama,” terang perempuan dikenal hobi memasak ini. (kin/nng)

Ket. Foto. KARTINI : Dewi Mariya Ulfa, Wakil Bupati Kediri (Kintan Kinari Astuti/duta.co)