TEROBOSAN. Kepala BPBJP Kota Mojokerto Muraji melalui terobosan dengan melakukan lelang proyek lebih awal. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Janji bahwa akan melakukan lelang proyek lebih awal, ternyata bukan hanya lips service belaka. Terbukti, memasuki triwulan kedua tahun ini, Bagian Pengadaan Barang Jasa dan Pembangunan (BPBJP) melelang 16 dari 85 paket proyek yang sedianya dilaksanakan pada 2023.

“Empat paket di antaranya, seperti rehabilitasi GOR, sudah selesai dilelang, Sedangkan 12 paket yang lain masih dalam proses tender dan ada yang harus mengalami perbaikan dokumen tender,” ujar Kepala BPBJP Kota Mojokerto, Muraji, saat dikonfirmasi, Kamis (13/4/2023).

Mantan Sekretaris DPUPRPRKP ini menjelaskan, dari 16 paket proyek tersebut, sebanyak delapan paket berasal dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, tujuh paket dari DPUPR, dan satu paket berasal dari Diskopukmperindag. “Waktu pelaksanaan tender paling cepat tiga minggu dan paling lama 65 hari,” jelasnya.

Sebanyak sepuluh paket yang menjadi prioritas pembangunan di Kota Mojokerto bakal dilaksanakan pada tahun ini. Sepuluh proyek mercusuar yakni pembangunan fasum taman wisata bahari senilai Rp 20 miliar, pembangunan sentra IKM dengan pagu anggaran sebesar Rp 15 miliar, dan pembangunan kolam retensi Rp 7 miliar.

Kemudian, peningkatan jalan Pulorejo dwngan pagu angga sebesar Rp 7 miliar, pembangunan jalan Balongcangkring – Rejoto senilai Rp 7 miliar, rehab Gelora A Yani dwngan pagu Rp 6 miliar, dan pembangunan gedung one stop service RSUD senilai Rp 6 miliar.

Selanjutnya, rehab trotoar jalan Hayam Wuruk dengan pagu anggaran Rp 5 miliar, pembangunan tutup saluran benteng Pancasila yang dianggarkan sebesar Rp 5 miliar, dan pembangunan gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Rp sebesar senilai Rp 5 miliar.

Lebih jauh dikatakan, lelang proyek di Kota Mojokerto dimulai pada awal tahun dan ditargetkan pada bulan Agustus nanti semua proyek sudah rampung dilelang. “Ya kita kebut lelangnya supaya cepat selesai,” imbuhnya.

Menurutnya, lelang proyek di Kota Mojokerto pada tahun ini sengaja dilakukan lebih awal dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan guna menghindari adanya proyek mangkrak akibat pengerjaan proyek yang dilakukan di akhir tahun.

“Dengan dilakukan lelang lebih awal, maka masih ada waktu untuk menyelesaikan jika ada proyek yang putus kontrak. Pengerjaan proyek yang putus kontrak dapat diberikan kepada pemenang lelang ke dua, sehingga proyek dapat diselesaikan sebelum akhir tahun,” jelasnya.

Pada tahun 2022 lalu memang tidak ada proyek yang mangkrak meski diakui ada beberapa proyek yang batas wak penyelesainnya molor. Namun, pada tahun sebelumnya ada beberapa proyek yang mangkrak.

“Salah satu penyebab proyek mangkrak atau putus kontrak karena waktu pengerjaanya mendekati akhir tahun. Sehingga tidak cukup waktu untuk menyelesaikannya. Nah, kita tidak mau itu terjadi lagi. Makanya di tahun ini kita kebut lelangnya supaya pengerjaanya tidak berhimpitan dengan akhir tahun,” pungkasnya. (ywd)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry