Kick off uji klinis Vaksin Merah Putih Unair yang dihadiri Kepala BPOM RI, Penu Lukito di Aula FK Unair, Senin (27/6/2022). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Uji klinis fase 1, 2 dan 3 Vaksin Merah Putih ini bisa berjalan lancar karena adanya dukungan pendanaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Kemenkes memberikan dana sebesar Rp 189. 510.802.000.

Hal tersebut diungkapkan Pretty Multihartina selaku Kepala Pusat Kebijakan Upaya Kesehatan, Badan kebijakan Pembangunan Kesehatan Kemenkes RI. Ditemui di sela kick off Vaksin Merah Putih, Pretty mengaku dana itu memang disiapkan untuk uji klibis mulai fase 1 , 2 dan 3.

“Untuk biaya semuanya, mulai persiapan vaksinasi, hingga ke pemantauan. Untuk fase tiga ini pemantauannya sebanyak lima kali,” tuturnya.

Dengan biaya itu, Kemenkes berharap Vaksin Merah Putih ini bisa menjadi awal kemandirian obat dan vaksin di Indonesia. Sehingga tidak lagi tergantung pada impor.

Jika uji klinis fase 3 ini berhasil, nantinya bisa dijadikan vaksin booster untuk dewasa atau vaksin Covid-19 untuk anak-anak. Namun BPOM masih belum menentukan usia berapa anak bisa diberikan vaksin ini. Sehingga masih dibutuhkan evaluasi lebih lanjut agar bisa tepat sasaran dan bisa menjadi penangkal akan virus Covid-19.

Tidak hanya itu, BPOM juga berharap vaksin ini nantinya bisa mendapatkan izin dari WHO (World Health Organization) sehingga bisa untuk pasar global dan diekspor ke beberapa negara. “Tentunya dengan nama yang mungkin lebih komersial dan lebih mendunia. Nanti kita tanya Pak Presiden Jokowi, kira-kira namanya apa yang bagus dan menjual,” jelas Peni Lukito.

Harapan bagi Vaksin Merah Putih untuk bisa diproduksi memang terbuka lebar. Karena masa-masa berat sudah dilewati dengan baik. Fase 3 ini adalah masa penentuan atau tahapan kesembilan dari sepuluh tahapan yang harus dilalui agar sebuah obat atau vaksin bisa diproduksi dan diedarkan.

Tahap pertama dikatakan FK Sudirman dari Biotis alah eksplorasi laboratorium, lalu desain produk, uji preklinis fase 1, uji preklinis fase dua, lalu uji industri, uji klinis fase 1, uji klinis fase 2 lalu ada upskill sebelum memasuki uji klinis fase 3.

“Sekarang yang kesembilan uji klinis fase 3. Selangkah lagi ke tahap sepuluh di mana vaksin sudah diproduksi dan diedarkan. Kami bersyukur karena ini sudah semakin dekat dengan impian. Karena banyak uji vaksin yang hanya sampai fase dua setelah itu tumbang,” tukas FX Sudirman.

Biotis sendiri akan terus berjuang agar vaksin ini bisa memberikan manfaat bagi orang banyak. Bahkan Biotis sudah menyiapkan pabriknya untuk memproduksi vaksin ini dengan kapasitas maksimal 20 juta dosis vaksin per bulan. Namun sementara akan dilakukan bertahap, mulai 1 juta, dua juta, lima juga hingga kapasitas penuh 20 juta dosis. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry