MADIUN | duta.co – Bukan anti asing, tetapi produk dalam negeri harus diamanakan. Termasuk produk alat pertanian. Kini produk China terus masuk ke Indonesia, hal ini mendesak sejumlah produk anak dalam negeri. Bahkan alat pertanian seperti cangkul pun buatan China dengan harga yang sangat murah.
Ini tantangan. Kondisi ini jelas menekan pengusaha alat pertanian lokal. Karena itu, pemerintah perlu memberikan proteksi pada pengusaha lokal.
“Pemerintah sudah selayaknya mengutamakan keberpihakan kepada produsen alat pertanian dalam negeri dengan berbagai bentuk kebijakan proteksi,” ujar Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, di sela sela mengunjungi produsen serta distributor alat dan mesin pertanian PT. Mitra Maharta, di Dolopo , Madiun, Selasa (27/2/2018)
Proteksi ini agar produksi alat pertanian yang dikerjakan oleh anak-anak bangsa ini bisa bersaing dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kunjungan Emil ini terbilang istimewa karena ia didampingi langsung Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono berserta Ani Yudhoyono dan putranya yang akrab disapa Ibas. Tampak pula rombongan sejumlah petinggi Partai Demokrat lainnya.
Dari dialog dengan Direktur PT Mitra Maharta Agus Zamroni, suami Arumi Bachsin ini mendapatkan informasi terkait membanjirnya cangkul produksi China di pasaran dalam negeri.
Kondisi yang membuat miris ini karena harga jual cangkul yang lebih murah dengan kualitas bersaing. Proteksi pemerintah China yang menetapkan Upah Minimum pekerja alat dan mesin pertnian ini mencapai Rp9 juta perbulan. Angka ini tentu jauh jika dibandingkan dengan upah minimum pekerja dalam negeri
Kepada rombongan yang mengunjunginya, Zamroni menyebut dirinya optimis bila pembuatan cangkul dalam negeri tidak lagi manual tapi menggunakan mesin, pastinya akan dapat bersaing dengan produk-produk dari China.
“Inilah bentuk contoh bahwa banyak potensi, produksi alat pertanian yang sangat banyak kita butuhkan. Namun kadang kala memang ada kendala Pemerintah memberdayakan produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat Jawa Timur, terkendala regulasi peraturan yang cukup panjang dan beberapa kendala lainnya,” urai Emil yang kerap dijuluki dengan tokoh milenial tersebut.
Ke depan lanjut Emil perlu skema menggiatkan produksi inovasi pertanian dan rintisan dalam negeri terutama di Jawa Timur agar berdaya saing.  “Inovasi daerah di bidang ini potensinya cukup besar dan Jawa Timur saya harap bisa menjadi sentra mesin-mesin alat pertanian,” imbuh Emil. Selain proteksi atas inovasi ini lanjut Emil dibutuhkan juga kreatifitas mencari celah efisiensi.(zal)