EDUKASI : GAPKI bersama—sama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit mencoba menyosialisasikan kelapa sawit beserta turunannya ke kalangan anak muda atau milenial. Salah satunya di Surabaya, Sabtu (14/9). DUTA/endang

SURABAYA |duta.co – Potensi bisnis kelapa sawit di Indonesia sangatlah besar. Tidak hanya bisa menjadi penopang perekonomian bangsa tapi juga bisa menguasai bisnis ini di dunia.

Dari data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI),  industri kelapa sawit menjadi tulang punggung bagi Indonesia.

Saat ini industri kelapa sawit menjadi industri utama yang menopang perekonomian nasional.Perekonomian Indonesia bisa berdiri tegak karena kelapa sawit ini.

Sebesar 14 persen dana APBN merupakan kontribusi kelapa sawit. Devisa ekspor mencapai 20,9 miliar USD pada 2018 lalu.

Selain itu, industri ini juga menjadi bisnis strategis karena bisa menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Dari 14 juta hektar lahan yang dimiliki Indonesia, komoditas ini bisa menyerap 6 juta tenaga kerja. Kalau ditambah keluarganya, maka akan ada 25 juta orang yang  bergantung pada sektor ini.

“Dari 14 juta hektar lahan itu, 43 persennya milik masyarakat. Jadi keterlibatan petani perkebunan sangat besar. Ini bukan hanya milik konglomerat tapi juga masyarakat,” kata Ketua Bidang Komunikasi GAPKI, Tofan Mahdi di sela acara  Amazing Race Sawit Hunt 2019, di Surabaya, Sabtu (14/9).

Namun, nampaknya ada banyak pihak yang tidak menyukai sektor ini tumbuh pesat. Karena dikatakan Tofan Mahdi, kelapa sawit memiliki banyak musuh.

Bukan sesama produsen sawit, justru musuhnya adalah produsen minyak nabati dunia. Misalnya Amerika sebagai produsen kedelai dan Uni Eropa selaku produsen bunga matahari.

“Bayangkan, Indonesia ini produksi sawit mencapai 47 juta ton pada 2018 lalu. Sangat besar. Kelapa sawit itu menguasai pasar minyak nabati dunia sebesar 33 persen. Dan produsen komoditas lain takut akan hal itu sehingga melakukan banyak cara untuk mematikannya,” tandas Tofan.

Kampanye-kampanye negatif tentang sawit kerap kali dilakukan. Turunan bisnis sawit bisa menyebabkan berbagai penyakit. Lahan sawit menyebabkan kerusakan ekosistem dan sebagainya.

Padahal kata Tofan, lahan sawit di dunia itu hanya 17 juta hektar, sementara lahan kedelai mencapai 140 juta hektar dan bunga matahari sebesar 40 juta hektar.

“Karena semua kalah sama sawit.  Itu hanya didesain untuk menghentikan sawit berkembang di Indonesia,” jelasnya.

Karena itu, diakui Tofan, pihaknya merasa perlu untuk memberikan informasi dan edukasi yang benar kepada masyarakat tentang bisnis komoditas ini. Terutama kepada kalangan anak-anak muda yang akan meneruskan kelangsungan sektor ini di masa depan.

“Kita ingin informasi yang diterima anak-anak muda itu benar adanya. Karena informasi saat ini bisa diterima dari mana saja dan belum tentu benar. Kalau mereka tahu yang sebenarnya, maka informasi yang berkembang akan disikapi dengan bijak,” ungkapnya.

Karenanya, kampanye yang digelar bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit ini akan dilakukan secara masif di beberapa kota di Indonesia.

Terutama di kota-kota besar yang banyak terdapat kampus-kampus bergengsi. “Kita akan dukung program-program pemerintah untuk membuat sawit ini tetap berjalam,” tandas Tofan.

Kepala Divisi Perusahaan BPDP Kelapa Sawit, Achmad Maulizal Sutawijaya menegaskan bahwa acara semacam ini akan digelar di delapan kota.

Hingga saat ini sudah empat kota yang disinggahi yakni Jakarta, Bogor, Yogyakarta dan Surabaya. “Kita menyasar milenial karena banyak anak muda yang tidak paham masalah sawit,” ujar Mauli. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry