Dikasih buku Hujjah Amaliyah Pondok Pesantren Hamalatul Quran. Tampak Boy Rafli Amar (kanan) dan Mbah Yaqin. (FT/MUH)

JOMBANG | duta.co – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar merasa bangga dengan keberadaan santri pondok pesantren. Menurutnya, santri menjadi modal besar republik ini menuju Indonesia Emas 2045. Hal ini disampaikan saat bersilaturrahim dengan pengasuh PP Hamataul Quran (PP HQ), Jogoroto, Jombang, Senin (14/3/22).

“Beliau sampaikan, bahwa, santri menjadi harapan besar menuju Indonesia Emas 2045. Apalagi kita tahu, setiap santri wajib untuk menjaga kelangsungan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang telah diperjuangkan para masyayikh dengan taruhan nyawa,” demikian KH Ainul Yaqin SQ, pengasuh PP Hamataul Quran (PP HQ),  kepada duta.co, Senin (14/3).

Mbah Yaqin, panggilan akrabnya, menambahkan, bahwa, setiap santri itu digembleng agar memiliki jiwa nasionalisme. Apalagi, dalam konteks kekinian, banyak paham menyimpang yang datang dan cenderung mempertanyakan status NKRI. “Bagi santri NKRI itu, sudah final. Harga mati, mesti kita jaga kelangsungan. Pak Boy juga menyebut santri memiliki jiwa bersih karena selalu dekat dengan Allah swt.,” tegasnya.

Masih menurut Mbah Yaqin, Resolusi Jihad oleh KH Hasyim Asy’ari, muassis Nahdlatul Ulama pada saat itu, hukumnya wajib. Dengan demikian, mempertahankan NKRI, juga wajib. “Bagi santri, menjaga NKRI itu bagian dari iman, cinta tanah air itu bagian dari iman, hubbul wathon minal iman,” tegasnya.

Kepada Komjen Pol Boy Rafli Amar, Mbah Yaqin sempat menyerahkan buku ‘Hujjah Amaliyah’ Pondok Pesantren Hamalatul Quran. Dari buku ini, bisa kita simak sejauh mana santri PPHQ memperkuat ahulussunnah wal-jamaah an-nahdliyah, membumikan Islam yang rahmatan lilalamin.

Warning Penceramah

Komjen Pol Boy Rafli Amar juga mengaku prihatin dengan adanya oknum penceramah yang memantik perpecahan masyarakat. Ia berharap, tak ada lagi oknun penceramah yang lebih mendorong semangat intoleransi dan radikalisme.

“Kita harapkan jangan sampai penceramah merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata dia dalam keterangannya, Jumat (11/3/2022) sebagaimana terunggah liputan6.com.

Menurut Boy, keberadaan oknum penceramah intoleran bukan sekadar isu. Boy mengatakan pihaknya terus mengamati dan mencermati setiap isi ceramah para dai.

“BNPT sudah mengamati dan mencermati narasi ceramah yang cenderung membangun semangat intoleran. Kita harapkan ini tidak berlanjut demi keutuhan sebagai bangsa, sehingga kita semua bisa menjalankan ibadah dengan tenang dan khusyuk,” kata dia.

Boy meminta para penceramah harus lebih menggelorakan semangat nasionalisme dan patriotisme. Dengan demikian, Boy berharap keutuhan NKRI tetap terjaga di tengah ibadah masyarakat. “Jadi di samping membangun akhlak dan ketaqwaan umat kita terhadap Allah, kita juga tidak boleh meninggalkan semangat nasionalisme dan patriotisme,” ujar dia.

Masih menurut Boy, semangat nasionalisme dan patriotisme bisa menambah ketaatan masyarakat dalam beribadah. Ia menegaskan, NKRI akan tetap utuh dan aman sebagai tempat bagi masyarakat dalam menjalankan ibadah.

Semangat patriotisme dan nasionalisme, katanya, telah terwariskan oleh salah satu ulama besar Indonesia seperti KH Hasyim Asy’ari. Dengan semangat itu, NKRI kokoh berdiri dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.

“KH Hasyim juga menggelorakan prinsip hubbul wathon minal iman, bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Ini yang perlu terus kita pelihara dan kembangkan. Islam adalah rahmat bagi alam. Dengan keberadaan Islam akan memunculkan kedamaian bagi alam seisinya,” pungkasnya. (mky,muh)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry