TANGGAPI: Saat pihak RSUD Caruban, tengah memberikan klarifikasi atas video menuding menolak rawat pasien. (Foto: Dok)

MADIUN | duta.co – Video viral memperlihatkan pasien meninggal karena ditolak dirawat RSUD Caruban, Kabupaten Madiun, beredar di sejumlah media sosial. Video itu ada 2 episode berdurasi 16 detik dan 28 detik. Namun, hal itu dibantah pihak RSUD Caruban, tidak benar seperti ditayangkan dalam video berbahasa Jawa.

Mereka menaiki kendaraan roda tiga, lainnya memegang orang tengah tergeletak dalam kondisi sakit. Perekam video menyebutkan mereka ditolak pihak RSUD Caruban, karena dianggap orang tidak mampu. Lalu, menolak di Tes Swab dan sekarang saudara laki-,lakinya meninggal dunia.

“Ini saudara laki-laki ku, pulang dari rumah sakit, akan di swab aku tolak. Akibatnya, sekarang jadi meninggal. Ingat kawan, kita orang tidak punya. Inilah nasib rakyat, ya, kayak gini.” Lalu, masih disambung video kedua.

“Kawan, rumah sakit itu kayak begitu. Orang sakit tidak dirawat. Aku bawa pulang, ingat kawan, orang miskin untuk diperalat. Aku viralkan. Aku viralkan.” Video itu mulai beredar di masyarakat sejak 2-3 hari lalu. Namun, tanggapan berbeda diberikan pihak RSUD Caruban, menolak anggapan RSUD menolak pasien.

Kepala Bidang Pelayanan RSUD Caruban, dr. Ali Murtadlo mengatakan, pasien dalam video tersebut berinisial T berusia 45 tahun, warga Desa Kenongo Rejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Pasien itu, sempat dibawa pihak keluarga pasien ke IGD, karena menolak untuk dilakukan tes Swab, dokter tidak dapat mengambil tindakan.

“Kami melakukan tindakan protap di IGD, dari hasil pemeriksaan pasien ini harus dirawat inap. Ruangan rawat inap kami bedakan, untuk pasien umum dan untuk pasien isolasi. Saat akan dilakukan Swab, ada satu orang saudara pasien yang ikut mengantar ke rumah sakit menolak,” jelasnya.

Padahal, tambahnya, saat itu istri pasien sudah menyetujui untuk dilakukan swab. “Istrinya menyetujui swab, namun ada keluarga pasien menolak. Kami beri waktu 30 menit, tapi akhirnya mereka menolak dan memaksa untuk membawa pulang pasien,” imbuhnya.

Menurutnya saat dibawa ke IGD, kondisi kesadaran pasien sudah menurun, perut membuncit, dan dan mengalami sesak nafas. Terkait dengan video viral tersebut, sangat merugikan pihak RSUD Caruban, karena memberikan informasi yang tidak benar.

“Kami akan melakukan kajian, apakah akan mengambil tindakan hukum dengan melaporkan pembuat dan penyebar video. Tunggu saja beberapa hari kedepan, masih perlu dipelajari mendalam dan konsultasi dengan sejumlah pihak,” ujarnya lagi. (ags)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry