Ketua Yayasan Berkas Bersinar Abadi, Aipda Purnomo saat mengajak ngobrol pria asal Lamongan yang menjadi badut jalanan.

LAMONGAN | duta.co – Demi menjaga keutuhan rumah tangga. bapak tiga anak ini rela banting tulang mencari nafkah dengan menjadi seorang badut. Mirisnya, pekerjaan tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan istri dan anaknya.

Saat ditemui dan diajak ngobrol oleh Aipda Purnomo, Ketua Yayasan Berkas Bersinar Abadi, pria asal Modo Lamongan yang berpakaian ala badut itu mengaku terpaksa melakukan pekerjaan itu karena diancam akan diceraikan oleh istrinya.

“Dulunya saya kerja di Bogor, karena pandemi jadinya nganggur. Lah ekonomi berkurang istri saya minta dicerai. Jadi saya kerja seperti ini istri dan anak saya tidak tahu,” ujar pria itu kepada Aipda Purnomo di simpang lampu merah Made sebelah kelurahan.

Ia mengatakan, pihaknya selama ini adalah sebatangkara, yang diketahui oleh istri dan anaknya ialah bekerja di Mojokerto. Menurutnya, kalau mau pulang ke Modo tidak membawa uang, itu tidak akan diperbolehkan sama istrinya.

“Jadi saya pulang biasanya dua minggu sekali, sebetulnya sih penginnya tiap hari bisa pulang, tapi kalau tidak bawa uang kan dimarahi sama istri. Selama ini tiap harinya untuk kirim uangnya, ya saya transfer,” ungkapnya.

Menurutnya, kerja jadi badut seperti ini tiap harinya pendapatan tidak menentu. Kalau jalanan pas ramai bisa mendapatkan rezeki uang sampai dengan Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu. Kebetulan hari ini sepi baru dapat Rp 30 ribu.

“Pekerjaan ini saya lakukan semata-mata demi mempertahankan hidup dan keberlangsungan rumah tangga saya, supaya tidak sampai bubar. Jadi saya terpaksa berbohong sama keluarga,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, waktu berangkat dari rumah pihaknya naik sepeda pancal, waktu tidur di terminal dan di parkiran. Sepeda pancal tersebut dititipkan di tempat parkiran yang tidak jauh dari lokasi tempat ia bekerja.

“Sejatinya saya ingin jujur kepada istri dan anak saya, bahwa kerjaaan saya tiap harinya sebagai badut. Tapi mau gimana lagi, istri saya terus minta pisah, terpaksa saya tutupi kerjaan ini,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Berkas Bersinar Abadi, Aipda Purnomo berpesan, dengan semakin banyaknya terlihat badut-badut di seputaran wilayah kota Lamongan, semoga segera ada perhatian dari pihak dinas terkait.

“Saya hanya menyarankan buat para istri-istri, yang mungkin tidak tahu pekerjaan suami kita kayak apa di luar, namun istri bisanya hanya selalu menuntut tanpa ingin mengetahui pekerjaan apa suaminya,” kata Aipda Purnomo, Minggu (21/11)

Ia menambahkan, hidup itu memang penuh perjuangan, apapun kerjaan kita asalkan itu halal, contohnya tidak mencuri dan tidak korupsi. Tapi lain lagi, kata dia, kalau kita berbohong kepada istri, itu juga sangat berdosa. (ard)

Ketua Yayasan Berkas Bersinar Abadi, Aipda Purnomo saat mengajak ngobrol pria asal Lamongan yang menjadi badut jalanan

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry