Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie memberikan e-sorogan pada salah satu mahasiswa baru di sela pengukuhan maba, Senin (12/9/2022). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Konsul Jenderal (Konjen) Jepang di Surabaya, Takeyama Kenichi mengapresiasi dan memuji Indonesia sebagai negara yang cepat bangkit dari kondisi pandemi Covid-19.

Di hadapan ribuan mahasiswa baru (maba) 2022 – 2023 di Dyandra Convention Center, Senin (12/9/2022), Takeyama  menyoroti tiga bidang utama yang saat ini sedang gencar dibicarakan, yakni ekonomi, pendidikan dan kesehatan.

Untuk bidang ekonomi, Takeyama mengakui, Indonesia bisa tumbuh lebih cepat dari perkiraan. Dikatakannya,survei 2018, perekonomian Jepang diprediksi akan menjadi yang tertinggi pada 2045 mendatang. Namun, sejak pandemi, kami jadi pesimis, karena perekonomian tidak kunjung bergerak. Penanganan pandemi Covid-19 di Jepang sangat lambat.

“Berbeda dengan di Indonesia. Perekonomian sudah bergerak, vaksinasi sudah merata. Karenanya kami prediksi di 2045 perekonomian Indonesia akan mengalahkan Jepang kalau kondisinya seperti ini,” jelas Takeyama.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Selain itu, Takeyama melihat pandemi Covid-19 menjadikan digitalisasi di Indonesia sudah berkembang sangat pesat.  Uang elektronik (e-money) sudah berkembang pesat.

“Di Jepang masih suka cash. Membayar apapun masih dengan uang tunai. Di Indonesia, naik bus, kereta juga sudah bisa cashless. Bahkan bisa pakai handphone. Di Jepang, walau negara dengan teknologi maju, tapi digitalisasinya sangat rendah,” tuturnya.

Takeyama melihat, digitalisasi ini sangat penting untuk perkembangan perekonomian di masa depan. Bahkan, digitalisasi di bidang kesehatan dan pendidikan juga sangatlah penting. “Beruntung, Indonesia dan Jepang  memiliki hubungan yang sangat baik. Sehingga kita bisa melakukan pertukaran untuk bisa saling belajar,” tandasnya.

Siapkan Kerjasama

Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie mengatakan kehadiran Takeyama di Unusa karena hubungan baik yang selama ini terjaga dengan baik. “Kita sengaja datangkan Takeyama agar mahasiswa baru Unusa bisa belajar bagaimana Jepang sebagai negara maju dalam bidang teknologi,” ungkap Prof Jazidie.

Kehadiran Takeyama, kata Prof Jazidie, juga sudah menyiapkan banyak kerjasama ke depannya antara Unusa dengan Jepang khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan.

Hal itu untuk menindahlanjuti pembicaraan dengan Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi tentang kemungkinan-kemungkinan kerjasama kedua belah pihak. “Dari sana, kami membentuk liaison officer (LO) di Jepang. “Dosen Unusa yang sedang menempuh pendidikan di Jepang untuk jadi LO,” tukasnya.

Takeyama pun menyambut baik hal itu. Lulusan Unusa yang selama ini banyak bekerja di Jepang, khususnya bidang kesehatan, diharapkan bisa dilanjutkan, selain bidang-bidang lain yang bisa diisi.

“Jepang itu, seperempat penduduknya berusia 60 tahun ke atas. Sehingga kami butuh tenaga kerja yang cukup banyak. Kami sudah sebarkan ada 14 bidang yang bisa jadi peluang kerja di Jepang tidak hanya kesehatan tapi bidang-bidang lain,” ungkapnya.  end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry