Fajar Annas Susanto, SKom, MKom – Dosen Prodi S1 Sistem Informasi Fakultas Teknik

SEKARANG ini, Isu tentang kesehatan menjadi sangat penting. Banyak orang menjadi sangat peduli dengan kesehatan diri sendiri maupun orang lain. Menurut badan kesehatan dunia (WHO), kesehatan merupakan keadaan sempurna dari seseorang, baik fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit dan cacat.

Dengan badan yang sehat, kita akan dapat melakukan aktiftas dan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya bekerja, sekolah, berolahraga dan dalam kehidupan bersosial lainnya.

Akan tetapi dengan adanya pandemic seperti yang terjadi saat ini, semua kegiatan dan aktifitas kehidupan yang biasanya normal bebas dilakukan menjadi dibatasi atau nantinya akan ada protocol yang disebut dengan “new normal” atau tatanan kehidupan baru”.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.

Dengan adanya Keputusan Menteri tersebut, dunia usaha dan masyakat pekerja memiliki kontribusi besar dalam memutus mata rantai penularan karena besarnya jumlah populasi pekerja dan besarnya mobilitas, serta interaksi penduduk umumnya disebabkan aktivitas bekerja. Begitu juga dengan lingkungan pendidikan yang harus beradaptasi dengan kondisi “new normal” tersebut.

Apa yang harus kita dilakukan?

Sebagi akademisi, tentu saya yang dipikirkan adalah bagaimana nantinya saat mengajar di ruang kelas? Akan ada ketakutan tersendiri saat kita sudah berkumpul di ruangan kelas dengan maksimal jumlah sebanyak 40 mahasiswa, apakah kita akan menularkan atau akan tertular?

Proses penularan atau tertular tersebut tentu saja bisa dicegah, yaitu salah satunya dengan cara mengetahui suhu badan dari seseorang. Menurut artikel di alodokter.com, memahami suhu tubuh sangatlah penting untuk mengetahui gejala-gejala sesorang terserang penyakit serius. Jadi melalui diketahuinya suhu tubuh seseorang, akan diketahui pula gejala-gejala awal orang tersebut akan terserang oleh penyakit atau virus dan sejenisnya.

Menurut penelitian terbaru dari Julie Parsonnet ketua tim di Stanford University, California, Amerika Serikat suhu badan normal manusia yaitu 36,6 derajat Celsius. Suhu badan yang tinggi (lebih dari 36,6 derajat C) atau suhu badan di bawah normal menjadi indikator awal yang penting untuk mengetahui gejala penyakit seperti flu.

Flu dapat menular dengan mudah dikarenakan mengandung virus. Suhu badan di bawah normal menurut dr. Shela Putri Sundawa disebut hipotermi atau terlalu dingin yang merupakan indicator awal sesorang terinfeksi virus Covid-19.

Untuk melakukan tindakan pencegahan supaya virus tidak menyebar di linhkungan universitas, salah satunya perlu dilakukan pengecekan suhu terhadap suhu mahasiswa, dosen dan karyawan. Tetapi hal tersebut sulit dilakukan karena banyaknya jumlah mahasiswa, dosen dan karyawan di setiap universitas.

Oleh karena itu mahasiswa, dosen dan karyawan diwajibkan melakukan pengukuran dan merekap suhu badan sendiri ke dalam sim akademik mereka. Hal ini bisa dilakukan dengan cara:

  1. Memakaikan alat pendeteksi suhu badan, salah satunya adalah jam pintar yang bisa mengukur suhu badan. kemudian jam tangan akan mengirimkan data suhu badannya ke sim akademik. Atau dengan menggunakan sensor LM35DZ yang di tempean di tubuh seseorang, seperti penelitian yang dilakukan oleh Indra Prayogo, Riza Alfita dan Kunto Aji Wibisono yang berjudul “Sistem Monitoring Denyut Jantung Dan Suhu Tubuh Sebagai Indikator Level Kesehatan Pasien Berbasis IoT (Internet of Things) Dengan Metode FuzzyLogic Menggunakan Android”.
  2. Mahasiswa mancatat suhu tubuhnya sendiri ke kolom inputan di sim akademik. Pencatatan ini dilakukan setiap saat mahasiswa, dosen dan karyawan login sim akademik.

Dari masukan tersebut akan disimpan dalam database yang kemudian diolah dengan algoritma tertentu supaya bisa diketahui indikasi awal terkait kesehatan mahasiswa, dosen dan karyawan tersebut, apakah sehat, kurang sehat atau tidak sehat? Dengan data tersebut akan bisa didapatkan masukan untuk pimpinan universitas, apakah mahasiswa, dosen dan karyawan tersebut diperkenankan untuk hadir di lingkungan universitas untuk mengikuti perkuliahan dan melakukan kegiatan di dalam kampus. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry