Prof Dr H Rochmat Wahab, MPd, MA (FT/UGMTV)

SURABAYA | duta.co – Prof Dr H Rochmat Wahab, MPd, MA, salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) mengaku prihatin membaca berita tentang pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut, bahwa, Kementerian Agama adalah hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam.

“Ini sangat berbahaya! Bisa mengundang kemarahan orang lain. Menag secara tidak sadar berpikir dan bertindak radikal. Tidak sejalan dengan ajakan yang selalu didengungkan MEMBANGUN TOLERANSI. Toleransi itu, tidak cukup retorika. Jauh lebih penting adalah aksi nyata,” demikian Prof Dr H Rochmat, Ketua PWNU DIY tahun 2011-2016 kepada duta.co, Senin  (25/10/21).

Sebagaimana isi berita Tempo.co. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengungkap versi lain tentang asal-usul pembentukan Kementerian Agama pada awal kemerdekaan Republik Indonesia. Menurut Yaqut, selama ini ada perdebatan, terutama di kalangan internal Kementerian Agama, bahwa Kemenag dibentuk untuk kepentingan Umat Islam. Yaqut membantah pendapat tersebut.

Masih menurut Yaqut, Kementerian Agama ini justru hadiah negara untuk jamiyah  Nahdlatul Ulama atau NU dan bukan untuk umat Islam secara umum. Apa argumentasi Yaqut?  “Pernyataan ini bermula, saat dirinya hendak mengganti tagline atau motto Kementerian Agama, yakni ikhlas beramal. Lalu salah seorang stafnya, menurut Yaqut, tidak setuju dengan ide perubahan tagline itu. Alasannya? Karena Kemenag merupakan hadiah negara untuk umat Islam,” demikian kisah Yaqut sebagaimana berita tempo.co.

Maka, Yaqut tidak setuju dengan pendapat tersebut, sebab menurutnya Kementerian Agama adalah hadiah dari negara untuk jemaah NU. “Saya bantah, bukan itu, kementerian agama itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU,” katanya.

Menurut Tempo.co, pernyataan Yaqut itu terungkap saat membuka Webinar Internasional Santri Membangun Negeri yang digelar Rabithah Ma’ahid Islamiyah dan PBNU dalam rangka memperingati Hari Santri, yang disiarkan secara langsung di Kanal YouTube TVNU Televisi Nadhlatul Ulama pada 20 Oktober 2021

Yaqut melanjutkan, lahirnya Kementerian Agama berkat keterlibatan NU dalam mencoret tujuh kata dalam Piagam Jakarta. “Kementerian Agama itu muncul karena pencoretan tujuh kata dalam piagam Jakarta. Yang mengusulkan itu menjadi juru damai dari Nahdlatul Ulama kemudian lahir kementerian agama,” kata Yaqut.

Kalau Perlu Mundur

Prof Rochmat pun mendesak agar Menag Yaqut segera minta maaf. “Jika perlu mundur! Ini masalah serius, karena terkait keutuhan berbangsa dan bernegara. Tidak selayaknya seorang pejabat negara berpikir dan bersikap secara tidak adil dan diskriminatif, berpotensial mengancam keutuhan NKRI,” tegas menantu cucu almaghfurlah KH Abdul Wahab Chasbullah ini.

Menurut Prof Rochmat, seorang pemimpin itu harus adil, mampu berada di bawah semua golongan. Jadikan semua golongan terhormat semua. Tidak ada alasan yang membenarkan bahwa golongan tertentu lebih memiliki privilege daripada golongan lain.

“Demi pemimpin yang bertanggung jawab, adil serta acceptable sampai perlu merit systems. Pernyataan Menag itu kesalahan fatal. Dia wajib minta maaf kepada publik, kalau perlu taubat, mundur.  Mengapa? Merugikan banyak pihak. Bukan hanya NU sebagai institusi, tetapi juga warga nahdliyyin mendapat dampaknya. Apa dikira dengan begitu nahdliyin bangga? Tidak,” urainya.

Masih menurut Prof Rochmat, masalah keutuhan bangsa, adalah pondasi NKRI. Ini tidak boleh jebol. Dan, setiap pejabat negara harus paham. “Pikiran dan sikap diskrimitif berpotensi besar memecah belah umat. Lebih jauh bisa mengancam keutuhan NKRI. Ironisnya, selama ini semboyannya NKRI HARGA MATI. Ini kan menunjukkan pikiran dan tindakan yang paradok,” tegasnya.

Di sisi lain, Ketua Komite Khitthah Nahdlatul Ulama (KKNU) ini, melihat Kementerian Agama sebagai lembaga sakral, suci atau keramat. “Lembaga ini harus bisa menjadi contoh lembaga lain. Maka, butuh seorang Menag yang bersih, matang, dan bijaksana. Di samping itu, tentu, sosok yang mumpuni capable, credible dan acceptable. Bukan yang selalu bikin kontroversi, apalagi bikin gaduh,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry