LONGSOR : Satu dari empat titik pemukiman warga yang longsor. (reinno pareno/duta)

BOJONEGORO | duta.co – Setiap tahun dan musim hujan warga yang tinggal di Desa Semanding Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, tepatnya Dusun Semanding RT 06 RW 01 harus dihadapkan kondisi mengancam keselamatan mereka yakni longsor dan banjir.

Kondisi itu telah berlangsung bertahun tahun lamanya. Ancaman yang disebabkan oleh erosi tebing Sungai Gawe , yakni anak Sungai Bengawan Solo tersebut dirasakan oleh warga di sana. Seperti sekian kalinya terjadi empat titik lahan warga yang longsor, Minggu (15/03/2020).

Di sana bahkan sekitar ketigabelas rumah warga kondisinya telah sangat mengkhawatirkan dan hanya berjarak dua hingga tiga meter dari bibir Anak Sungai Bengawan Solo. Ketigabelas rumah itu milik Samini, Slamet, Ngasemi, Wardaim, Ngabirah, Suwarno, Sujono, Moslimin, Suntik, Masmudah, Rukayah, Sarminah dan Dimas.

Termasuk jalan paving lingkungan terancam hilang, yakni panjang 30 meter dan lebar dua meter. Dari pemantauan BPBD Bojonegoro menyebutkan telah terjadi empat titik longsor di Desa Semanding.

“Tidak ada korban jiwa. Longsornya terjadi di tebing bantaran sungai gawe yang merupakan anak sungai Bengawan Solo dan longsor ini membahayakan rumah warga,” kata Kepala BPBD Bojonegoro Nadif Ulfa.

Menurutnya ketigabelas rumah harus direlokasi. Diketahui sebelumnya empat rumah telah direlokasi. Dikarenakan longsornya semakin meluas, sehingga rumah rumah warga yang berdekatan harus direlokasi. Sedangkan dari pengecekan di lokasi longsor, empat titik yang mengalami. Diantaranya titik pertama lebar 4 meter dengan kedalaman 10 meter, titik kedua lebar 30 meter, titik ketiga dan keempatlebar 15 meter.

Semuanya dengan kedalaman 10 meter. Penyebab diperkirakan berasal dari erosial air tanah dan erosial air hujan, kontur tanah berjenis lempung pasiran. Untuk upaya penanganan BPBD dan perangkat desa telah melakukan peninjauan di lokasi.

Adapun kebutuhan mendesak, menurut Nadif Ulfa diantaranya penguatan tebing dengan bronjong dan batu. Pemasangan sesek bambu, batu urukan jalan, pemasangan rambu peringatan rawan longsor.”Juga penambahan vegetasi sekitar sungai dan membuat saluran pembuangan air ke sungai gawe,” jelasnya.

Dari pengakuan warga seluas 650 Meter persegi (m2) lahan milik warga telah hilang terbawa derasnya arus sungai yang selalu terjadi saat musim penghujan tiba. Pemerintah Desa Semanding sendiri telah melakukan beberapa langkah antisipatif guna mengurangi dampaknya.

“Namun hasilnya tidak bisa menolong karena besarnya tekanan air yang terus menghajar,” kata Ketua RT 06 RW 01 Desa Semanding Darwoto.

Dia menyebutkan terdapat belasan rumah yang terancam masuk sungai dan sebelumnya telah berhektar hektar tanah pekarangan warga yang hilang.“Kami atas nama warga dan Pemerintah Desa Semanding mengharap kepada Pemkab Bojonegoro untuk terjun ke lokasi guna ikut memikirkan jalan keluar dari permasalahan ini,“ harapnya. rno

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry