Novi Rahmania Aquariza – Dosen FKIP

SELAMA pandemi Covid-19 ini, pembelajaran berlangsung secara online. Tentu hal ini tidaklah mudah untuk dilalui oleh berbagai pihak. Baik siswa, orang tua, maupun guru. Hal yang paling sering dikeluhkan selama pembelajaran online ini adalah kejenuhan yang dialami oleh siswa.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kejenuhan ini, antara lain kesulitan siswa memahami materi yang disebabkan metode pembelajaran yang kurang bervariasi, banyaknya tugas yang diberikan, tidak ada teman belajar ketika pembelajaran secara online, berkurangnya konsentrasi belajar karena terlalu lama menatap layar handphone, keterbatasan kuota serta suasana lingkungan yang kurang mendukung.

Untuk mengatasi kejenuhan yang dialami oleh anak selama pembelajaran online, orang tua bisa mengupayakan beberapa strategi antara lain; menyediakan tempat belajar yang nyaman, agar anak tidak merasa jenuh dan penat.

Diskusikan dengan anak untuk menyusun jadwal kegiatan harian dan pembelajaran online dengan tujuan menemukan waktu belajar yang tepat. Dalam hal ini, waktu dimana orangtua tetap dapat mendampingi anak saat belajar. Waktu istirahat anak yang cukup, juga hendaknya menjadi prioritas orangtua dalam memantau masa belajar online anak. Pastikan bahwa mereka dapat mengatur waktu antara belajar dan istirahat.

Sedangkan hal-hal yang bisa dilakukan oleh guru, untuk mengantisipasi kejenuhan siswa antara lain adalah dengan menyajikan pembelajaran dengan kemasan yang menarik. Komik bisa menjadi salah satu media alternatif dalam pembelajaran. Mengapa komik? Karena komik menarik jika ditinjau dari segi visual. Sebagian besar anak akan tertarik, itulah awal mulanya guru bisa menyisipkan berbagai hal terkait pembelajaran ke dalam komik sebagai media.

Media yang digunakan disebut komik strip. Isinya berupa gambar atau rangkaian gambar yang membentuk sebuah cerita. Cerita yang dibuat didasarkan pada materi yang akan dipelajari. Media dibuat dengan cerita dan tampilan yang menarik agar menarik minat para siswa untuk membacanya. Ketika siswa membaca, secara tidak langsung mereka mempelajari materi pembelajaran yang diajarkan.

Guru juga dapat membuat variasi dari komik strip, dengan cara mengosongi balon-balon ujaran yang terdapat pada komik strip tersebut dan meminta siswa untuk mengisinya. Hal ini bertujuan mengembangkan gagasan dan kreativitas siswa untuk merangkai sebuah cerita.

Selain menarik minat, komik juga mudah dicerna dibandingkan dengan media tulisan saja, mudah di bawa, disebarluaskan, serta dapat digunakan untuk diskusi kelompok. Sebagian besar guru yang telah menerapkan komik strip menyatakan bahwa siswa sangat tertarik dan antusias dengan materi yang diberikan dalam bentuk komik sehingga menimbulkan motivasi belajar siswa. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa.

Namun bukan berarti media ini tidak memiliki kelemahan, yang perlu diperhatikan adalah jika media komik strip ini dapat membuat siswa terlena dengan bacaan komik sehingga lupa dengan buku bacaan pelajaran jika tidak mendapat bimbingan dari guru.

Oleh karena itu penggunaan media komik dalam proses pembelajaran diperlukan bimbingan dari guru sehingga komik menjadi alat pengajaran yang efektif. Lewat bimbingan dari guru, komik pun dapat difungsikan sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca. Penggunaan media komik, tentu saja harus mempertimbangkan kesesuaian dengan materi yang akan diajarkan dan juga karakteristik siswa.

Agar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran online, guru dapat mendesain sebuah komik strip dengan bantuan aplikasi pembuat komik strip. Adanya aplikasi ini sangat memudahkan, sehingga tidak lagi mengharuskan guru untuk dapat membuat ilustrasi komik secara manual ataupun melalui telusur online. *

Info lebihn lengkap, kunjungi website resmi Unusa

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry