DATANGI SOPIR: Walikota Malang H.M Anton didampingi Kapolres Malang Kota, AKBP. Decky Hendarsono melakukan dialog di terminal Arjosari menampung aspirasi sopir angkot yang mogok. (duta.co/HARIS)

MALANG | duta.co – Setelah sempat terjadi ketegangan karena sopir angkutan memblokir jalan masuk terminal Arjosari, akhirnya sikap para sopir angkutan kota Malang melunak. Mereka sepakat, mengakhiri aksi mogok dan demonya mulai, Kamis ( 9/3) sore.

Kesepakatan dicapai setelah para sopir angkutan menerima keputusan dari rapat yang dimediasi komisi C DPRD Kota Malang, Kepolisian, Dinas Perhubungan Kota Malang dan Dinas perhubungan Provinsi Jawa Timur.

Kusnadi, Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang membenarkan dan menjamin mogoknya para sopir angkutan kota tersebut.”Saya menjamin, kalau tidak akan ada aksi mogok, semuanya menerima keputusan yang dihasilkan kemarin,” ujarnya.

Dan para sopir bersepakat akan hasil putusan ini dan segera mengakhiri mogok yang sudah dilakukan dalam empat hari terakhir. “Jadi besok tidak ada demo dan aktivitas kembali normal,” tandas Kusnadi.

Hal senada juga disampaikan Hadi Purnomo, salah satu sopir GL yang membenarkan aksi demo berakhir sore ini, Kamis (9/3/2017). “Semuanya setuju dan mengakhiri aksi dan kembali aktivitas besok,” ujarnya.

Bahkan guna mensyukurinya, para sopir angkutan masing-masing trayek akan mengangkut penumpang secara gratis. “Gratis, kita tidak akan memungut dari penumpang, dan itu sudah kesepakatan bersama tanpa paksaan,”tandasnya.

Sebelumnya ratusan sopir angkutan kota Malang lakukan aksi blokir jalan masuk terminal Arjosari Kota Malang. Akibatnya puluhan bus antar kota dalam propensi dan bus malam tidak bisa masuk kedalam terminal. Tentu saja sempat terjadi ketegangan akibat ulah para sopir yang memblokir pintu masuk terminal dengan cara memarkir mobil angkutannya ditengah jalan dan meninggalkannya.

Akibatnya arus lalu-lintas dijalan Raden Intan, Arjosari menjadi macet total. Tentu saja aksi ini memancing puluhan polisi dan Brimob yang langsung membubarkan aksi tersebut dengan cara mendorong dan meminggirkan angkutan kota serta mengembosi mobil mereka.

Mendengar aksi ini, Walikota Malang H.M Anton didampingi Kapolres Malang Kota, AKBP. Decky Hendarsono dan Dandm 0833 Kota Malang Letkol.Aplijanto mendatangi para pendemo. “Apa maunya para sopir angkut ini, pemerintah kota sudah mengakomodir keinginan mereka tapi kok begini caranya, ” ujar Abah Anton, Walikota Malang.

Tentu saja, kedatangan walikota langsung menarik para sopir untuk menanyakan secara langsung.

“Pak walikota katanya, ojek dan taksi online dilarang tapi aplikasi masih jalan,”tanya salah satu sopir.

Mendapat pertanyaan ini, Walikota malang menjelaskan kalau yang jadi persoalan aplikasi maka Pemkot Malang tidak punya kewenangan karena aplikasi tersebut berlaku secara nasional.

“Tidak bisa kita hapus, karena itu sifatnya nasional, Pemkot. Malang hanya bisa mengakomodir dan menyampaikan pada pusat itu kewenangan pusat bukan Pemkot Malang, ” jelasnya.

Rupanya penjelasan, walikota ini membuat para sopir mengerti setelah mereka mendapat pemberitaan yang simpang siur. Usai mendatangi para sopir,walikota dan Kapolres Malang Kota meninggalkan lokasi dan arus lalu-lintas di jalan masuk dan keluar terminal Arjosaripun lancar (ais)

 

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry