Bu Erik jajakan dagangan Rujak Cingur dan gado-gado keliling naik motor ditengah krisis pandemi dan hujan. (FT/LOETFI)

SIDOARJO | duta co – Di tengah pandemi yang berkepanjangan, tidak menyurutkan Erik (45), warga Pademonegoro Kecamatan Sukodono untuk mengais rezeki dengan keliling mengendarai motor ditengah hujan deras dan panas terik matahari menjajakan dagangannya. Hal ini guna menunjang kebutuhan hidup yang mana perekonomian tidak stabil dihantam pandemi.

Ditemui duta saat menjajakan dagangannya, Senin, (28/2/22), Erik menceritakan, dirinya sudah lama berjualan. Dulu jualan magrok (menetap di warung). Karena pandemi, ia akhirnya berjualan keliling.

“Keliling sampai Driyorejo Gresik mas, ya supaya dapat hasil dan untuk kebutuhan ekonomi sehati-hari. Tidak magrok atau di warung karena tidak ada pemasukan dan tidak ada omset. Jadi gimana caranya dapat hasil, ya dengan cara berkeliling sejak pandemi saya keliling,” terangnya.

Saat ditanya kenapa dikelilingkan, padahal dagangan yang dijual (rujak cingur dan gado-gado) tidak bisa bertahan lama? Erik menjelaskan, ia jualan dengan cara berkeliling karena kalau di warung sudah banyak yang tutup teman-temannya.

“Dulu jualan lontong kupang, bakso, macam-macam. Bahkan juga pernah jualan peyek sampai hafal dengan sebutan mbak Peyek. Kalau masalah BLT saya juga tidak dapat BLT tidak apa-apa mas, yang penting sehat, ikhlas dan sehat bisa keliling. BLT untuk yang lain saja,” tambahnya.

“Saya keliling di daerah Driyorejo, Tawangsari, Waru daerah pabrik Paku, Gedangan dan Kalanganyar, Tambak Cemandi, Betro kecamatan Sedati, pokoknya dengan senyum seakan menghilangkan kesan pilu dengan menunjukan semangatnya. Kadang satu bulan daerah Buduran dan satu bulan penuh Sedati. Kalau Tulangan satu Minggu sekali, tidak mesti,” jelasnya.

Erik berharap, pandemi segera berakhir agar perekonomian kembali stabil. “Kasihan teman-teman warungnya banyak yang tutup tidak bisa jualan,” ungkap warga Pademonegoro Kecamatan Sukodono tersebut saat menjajakan dagangan dengan keliling di tengah Pandemi dan hujan deras.

Bersamaan, Rifky (20) salah satu pembeli yang berkenan dikonfirmasi duta di lokasi mengatakan, “Kasihan mas hujan deras sekali, makanya saya beli, walaupun saya bukan penggemar rujak, karena lapar dan kebetulan pas lagi kepingin saja,” ungkap Rifky.

“Kebetulan pas longgar mas tidak ada yang cuci mobil, saya dan teman saya juga membeli dagangan ibu tadi, tapi gado-gado kasihan keliling hujan-hujan apalagi perempuan,” ucap pegawai cuci modul di Desa Kepadangan Kecamatan Tulangan tersebut. (loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry