SURABAYA | duta.co – Pengurus Besar Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PB PPKN), menyambut baik gerakan kiai-kiai NU, Ulama Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang akan menggelar halaqah nasional terkait kondisi bangsa yang kian karut marut.

“Upaya kiai-kiai sepuh NU melakukan konsolidasi demi kepentingan bangsa dan negara, ini patut diapresiasi,” demikian disampaikan Ketua Harian PPKN, H Tjetjep Muhammad Yasin kepada duta.co, Rabu (24/3/21).

Seperti diberitakan, sejumlah ulama dari Jawa,  Madura, Aceh dan perwakilan Sumatera, telah menggelar halaqoh bertema ‘Doa untuk Negeri’. Acara ini dilaksanakan Pondok Pesantren Ridho Allah Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Para kiai NU merasa prihatin dengan kondisi negeri, di samping banyaknya musibah yang menimpa Indonesia, juga kondisi ekonomi yang kian berantakan.

“Sebagai generasi penerus, kita mempunyai kewajiban untuk mengisi kemerdekaan ini dengan terus berikhtiar menjaga Indonesia menjadi negeri yang baldatun toyyibatun warobbun Ghofur,” ujar Ibrahim Wasil ketua panitia halaqoh, yang berlangsung Sabtu (13/3/2021).

KH Ahmad Rubai dari Kartusuro, salah satu peserta halaqoh menyampaikan, pihaknya berharap acara ini bisa diselenggarakan secara rutin dan bergilir di seluruh provinsi se-Indonesia, agar negeri ini selalu dilimpahkan rahmat Allah SWT.

“Kami berharap dengan adanya halaqoh dan doa bersama para ulama ahlussunnah di tanah Jawa, Madura, Aceh dan Sumatera bisa menjadi wasilah memperoleh rahmat dan keberkahan dari Alloh SWT,” imbuhnya sebagaimana dikutip ayosemarang.com.

Hadir sebagai pemateri adalah KH M Najih Maimun Zubair, KH Idrus Ramli, KH Luthfi Bashori

dan KH Ma’shum Turmudzi. Hadir pula Prof Dr H Rochmat Wahab, MPd, MA dan KH Fadloli Ruham

sebagai moderator. Ada dua komisi untuk membahas problematika umat Islam. Pertama bidang negara, kedua bidang agama.

Dalam bidang negara, komisi yang dipimpin Prof Dr H Rochmat Wahab membuat kesimpulan Pertama, Mempersiapkan Ketahanan Pangan, Ketahanan Sosial dan Ketahanan Ummat Islam disegala lini kehidupan guna menghadapi perubahan-perubahan isu dunia khususnya di tahun 2025.

Kedua, Membentuk poros persatuan Ummat Islam dari segala lintas organisasi Ummat yang berpaham Ahlussunah waljamaah, diawali dari Halaqoh Alim Ulama Ahlussunah waljamaah di Temanggung.

Ketiga, Para ulama yang ikhlas dan cinta tanah air, harus selalu merespon perkembangan-perkembangan yang ada saat ini, agar tidak terjadi ketetapan-ketetapan yang merugikan umat Islam pada khususnya dan Negara pada umumnya.

Keempat, Memperkuat dan mengembangkan sistem belajar mengajar dan pengajaran di Pondok-pondok Pesantren Ahlussunah waljamaah di masa pandemi dan sesudahnya, agar syiar dan tradisi keislaman tetap terjaga.

Kelima, tetap menyalurkan aspirasi-aspirasi ummat Islam dan memberikan kritik yang membangun pada Pemerintah secara konstitusional dan terukur dengan bertujuan memperbaiki sendi sendi kehidupan di negara Indonesia demi kepentingan bangsa dan negara.

Keenam, Memperkuat tali silaturahmi pondok-pondok pesantren Ahlussunah Waljamaah dalam bidang pendidikan, ekonomi, pertanian dan management pengembangan pondok, agar perjuangan-perjuangan ummat Islam dapat terfasilitasi dan terwujud.

Ketujuh,  Mengadakan secara periodik halaqoh-halaqoh alim ulama Ahlussunah waljamaah dengan menghasilkan pemikiran-pemikiran bersama dan pedoman langkah strategis yang dapat digunakan sebagai acuan oleh setiap peserta dan ummat Islam pada umumnya.

Sedangkan Keputusan dalam Komisi Bidang Agama yang dipimpin KH Fadloli Ruham memutuskan: Pertama, Menindaklanjuti “Halaqoh Alim Ulama Ahlissunnah Wal Jamaah dan Doa Untuk Negeri” dengan membuat Halaqoh Nasional dan membentuk kepengurusan untuk menyatukan visi dan misi dari berbagai gerakan organisasi di berbagai daerah.

Kedua, Membuat program silaturrahmi kepada kiai-kiai sepuh NU. Ketiga, Menyampaikan hasil “Halaqoh Alim Ulama Ahlissunnah Wal Jamaah dan Doa Untuk Negeri” kepada NU melalui forum halaqoh nasional dengan dilengkapi tanda tangan peserta dan stempel lembaganya masing-masing.

Keempat, Menyampaikan hasil “Halaqoh Alim Ulama Ahlissunnah Wal Jamaah dan Doa Untuk Negeri” kepada NU atas nama pribadi dengan stempel lembaganya masing-masing.

Kelima, Membuat tandingan sarana media seperti yang mereka miliki sebagai sarana dakwah dan meng-countre statemen-statemen mereka.

Dan keenam Mengajak dan merangkul semua gerakan dan organisasi Islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah bermazhab Asya’irah-Maturidiyah.

Menurut Gus Yasin, panggilan akrab H Tjetjep Muhammad Yasin, poin-poin ini penting untuk menyatukan langkah-langkah umat Islam dalam mengatasi berbagai masalah.

“Hari ini barisan umat Islam dibuat porak-poranda, ironisnya tidak sedikit kiai yang justru menikmati,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry