ODGJ : Mesno di atas ranjang belakang rumahnya (istimewa/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Berdalih tidak ada penjamin dari pihak keluarga, akhirnya tim Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Kediri, tidak jadi melakukan tindakan apapun terhadap Mesno (54) warga RT. 04 RW. 04 Desa / Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. Didampingi Tim Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Jawa Timur, hanya sebatas menjengguk kemudian tidak ada solusi atas nasiknya 15 tahun hidup dalam pasungan.

Dijelaskan Yanti, salah satu relawan DKR Jatim membenarkan jika tim gabungan dari Dinkes dan Dinsos mengunjungi Mesno di rumahnya. “Kami kira dia akan dirujuk ke rumah sakit jiwa untuk diobatkan. Namun ternyata tarik ulur, yang menjadikan masalah pihak keluarga karena mereka warga tidak mampu,” ungkapnya.

Terkait kunjungan ini dibenarkan Arwani, staf Dinkes membenarkan kunjungan ini dan pihaknya masih tahap komunikasi. “Ya benar, ini masih nego dengan pihak keluarganya,” terangnya, sesaat datang di rumah Mesno pada Kamis siang.

Namun pernyataan tegas disampaikan Arif Witanto, Ketua DKR Jatim justru menilai Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) merupakan bentukan Pemerintah Kabupaten Kediri, dianggap tidak maksimal dalam bekerja.

Kader Jiwa Tidak Mampu

ODGJ : Tim Dinkes, Dinsos dan DKR menemui keluarga Mesno (istimewa/duta.co)

“Saya justru mempertanyakan keberadaan kader jiwa, mereka mendapatkan tugas fokus menanggani kasus ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa, red). Bila kemudian keluarganya tidak mampu dan melihat kondisi seperti itu, harusnya segera diberikan tindakan pengobatan medis,” tegasnya.

Bahkan, sudah muncul ancaman dari warga jika sampai Mesno dilepas, pilihannya tetangga yang pindah atau dia yang diungsikan, sebagai bentuk ketakutan. Karena dibenarkan keluarganya, Ponijan dan Siti, kakaknya, bila Mesno pernah ngamuk dengan membawa senjata tajam.

“Harusnya diupayakan pengobatan secara medis. Jika perlu dibawa ke ulama atau tokoh spiritual, menunjukkan negara berada di dalam masyarakat. Percuma saja jika datang terus hanya menjalin komunikasi namun tidak ada solusi. Berarti kader jiwanya tidak jalan dan tidak pernah memberikan laporan perkembangan,” terangnya. (bub/nng)