TAMPAK para santri bergerak saat udara segar di Lereng Gunung Wilis Pagerwojo menyelimuti mereka. Santri MTsU Pagerwojo ini semangat menjalankan tugas. Mereka belajar bersama masyarakat. (FT/IST)

TULUNGAGUNG | duta.co – Memanfaatkan sepuluh terakhir bulan Ramadhan 1442 H, para santri Pesantren Mulyosari Pagerwojo, Tulungagung kian meningkatkan aksinya untuk berbagai. Kamis (6/5/2021) kemarin, mereka bertandang dari pintu ke pintu rumah para dhuafa dan janda-janda tua.

“Kita berbagai sekuatnya. Alhamdulillah, kita bisa bawakan sembako untuk memenuhi kebutuhan harian mereka. Bangga rasanya bisa ‘mendekap‘ kehangatan mereka yang kondisinya dhuafa serta janda-janda sepuh yang butuh uluran tangan,” demikian disampaikan salah seorang santriwati, usai berbagai.

Di lereng Gunung Wilis Pagerwojo Tulungagung, ini para santri tampak bergeliat menyapa para dluafa dan janda yang berada di Dukuh Sulur, Dusun Bantengan, Desa Mulyosari Kecamatan Pagerwojo. Santri berinisiatif membawa sembako dari rumah. Lalu dikumpulkan di madrasah. Setelah dikemas apik, barang-barang itu dibagikan kepada mereka yang hidupnya serba pas-pasan.

Menurut Kepala MTs Unggulan Pagerwojo,Ustadz Jaswadi, bahwa acara berbagi yang dilakukan santri ini, adalah bagian dari upaya untuk membentuk karakter kepedulian anak didik. Kebersamaan santri dengan lingkungan, sekaligus upaya mendidik santri agar selalu berkhidmah dengan baik. Di sini, santri harus selalu siap menjalankan tugas pengabdian.

Sementara, Pengasuh Pesantren Mulyosari Pagerwojo, Kiai Imam Mawardi, memaparkan, bakti sosial santri ini untuk melatih kehidupan santri. Pesantren harus melatih santri untuk peduli. Agar mereka hidup dalam empati.

“Santri harus diupayakan hidup bersama masyarakat. Metode pendidikan ini untuk menumbuhkan karakter empati, tentu akan menumbuhkan jiwa kasih sayang, welas asih,” tegasnya. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry