JOMBANG | duta.co – Kondisi curah hujan yang tinggi selama beberapa pekan terakhir di sejumlah daerah berpotensi merusak tanaman tembakau di wilayah Kabupaten Jombang, khususnya di wilayah utara Sungai Brantas. Seperti halnya, di Dusun Ngebul, Desa Sidokaton, Kecamatan Kudu, tampak ribuan tanaman tembakau mengalami layu dan mati. Akibatnya, sejumlah petani tembakau terpaksa mencangkuli lahan untuk membongkar tanaman tembakaunya dan menggantinya dengan bibit yang baru.

“Hujan dua kali, yang Kamis kemarin hujan deras selama dua jam. Sehingga, tanaman tembakau jadi layu dan mati, sebab akarnya membusuk tergenang air hujan,” ungkap Supolo, salah satu petani tembakau setempat, saat ditemui duta.co, Selasa (22/6/2021).

Masih kata Sulopo, di lahan seluas 3.500 meter persegi, terpaksa ia bongkar lantaran tanaman tembakau yang sudah setinggi 30 sentimeter sudah layu dan mati. Sehingga, dirinya memprediksi bakal merugi, jika hujan masih terus mengguyur.

“Kalau tembakau yang masih kecil masih ada harapan walaupun layu begini karena belum dipupuk. Kalau yang besar, tidak bisa. Dan kalau sampai Juli nanti hujan masih terus terjadi, bisa dipastikan seluruh petani tembakau gagal tanam dan merugi,” tutupnya.

Hal senada juga dikatakan oleh, Lasman, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Jombang, bahwa petani di daerah utara sungai brantas, khususnya di wilayah Kecamatan Kudu, akan mengalami kerugian akibat dari ribuan tanaman tembakau yang layu dan mati. Untuk itu, pihaknya mensosialisasikan kepada petani tembakau soal cuaca terkini. Karena berdasarkan informasi dan data dari BMKG Karangploso, Kabupaten Malang, untuk bulan Juni 2021 ini, curah hujan masih di atas rata-rata.

“Curah hujan menurun terjadi pada bulan Juli. Sedangkan puncak pada kemarau, menurut BMKG, pada Agustus mendatang,” jelasnya.

Sebelum menanam tembakau, petani harus mempersiapkan olah lahan terlebih dulu. Dengan cara petani tembakau harus membajak lahan dan petani harus menanam tembakau pada posisi di atas atau tanah gundukan. Karena kalau tembakau ditanam di atas tanah atau gundukan, fungsinya agar air hujan tidak sampai menggenangi tanaman, sehingga tembakau tidak akan layu dan mati akibat tergenang air.

“Olah lahan itu penting. Kadang-kadang, petani masih menanam tembakau di posisi tanah bawah. Padahal yang benar itu di atas atau gundukan tanah. Karena genangan air itulah membuat akar tembakau bisa membusuk. Selain itu, petani tembakau juga mempersiapkan saluran irigasi kecil,” tegasnya.

Untuk tanaman tembakau yang sudah layu dan mati, petani bisa menanam ulang. Namun, petani harus mempersiapkan saluran irigasi kecil. “Harus dibuatkan saluran air, agar air hujan bisa mengalir atau tidak merendam tanaman tembakau,” tandasnya.

Sekedar diketahui, berdasarkan data dari Dinas Pertanian Jombang, saat ini di wilayah utara sungai brantas, meliputi Kecamatan Ngusikan, Kudu, Ploso, Kabuh dan Plandaan, petani sudah menanam tembakau seluas 5.800 hektar. (dit)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry