Ketua nelayan dan nelayan bersama ketua RT saat ditemui duta, Senin, (21/2/22). (FT/LOETFI)

SIDOARJO | duta.co – Akibat cuaca ekstrim dan musim yang tak menentu, berdampak pada pasang surutnya pendapatan hasil tangkapan nelayan laut. Hal ini ditemui di Nelayan Desa Tambak Cemandi, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Senin, (21/2/22).

Ketua nelayan Samudera Biru Desa Tambak Cemandi, Muad (42), mengatakan kepada duta, Senin, (21/2/22), “Sangat susah penangkapan disekitar laut Jawa, kami kerja ekstra. Pendapatan nipis, terlebih dikarenakan berangkatnya berbeda, ada yang jam 1 malam, ada yang habis maghrib, ada yang jam 6 pagi, nelayan tidak tergantung waktu, musim dan hasil tangkapan,” ujarnya.

“Kami dan para nelayan tidak melaut karena cuaca buruk, dan untuk hasil tangkapan tidak bisa fokus jenisnya karena banyak jenis ikan-ikan saat ini dan pengaruh dari alat tangkap salah satunya Serog, reg (model huruf C) seser,” pungkas Muad.

Ia menambahkan, Dinas perikanan sudah turun ke lapangan dan aktif serta turut memberi bantuan. Namun faktor utama iklim berpengaruh ekstra, dan alat tidak ramah lingkungan.

“Harapan saya selaku ketua kalau bisa alat tangkap yang tidak ramah lingkungan terutama dari Pasuruan dihapus atau dihilangkan seperti alat CW (pukat Harimau kecil),” imbuhnya.

Sementara, salah nelayan, Suderajat (38), warga Tambak Cemandi dusun Gisik Kidul mengungkapkan, jika datang cuaca buruk otomatis sulit mencari ikan. Kedua kalinya kalau hujan tidak dapat penghasilan.

“Kedua kalinya cuaca buruk sekali ikan kayaknya sudah tidak ada. Melaut maksimal tiga orang, disini sendiri kalau satu orang tergantung alat tangkap,” ungkap Suderajat.

Senada, ketua RT 02, Fatimah, perwakilan dari RT 02 yang kebanyakan warganya nelayan mengatakan, “Biasanya keluhan pasti ada, yakni sudah berangkat tapi pulangnya tidak dapat apa-apa itu sering sekali keluhan dari warga seperti itu,” terang Fatimah.

“Mungkin karena kondisi cuaca tidak memungkinkan atau lainnya saya tidak tahu. Kalau masalah sudah berangkat terus nyampai di laut, karena angin, ombak besar tapi juga sering itu jadi keluhan warga. Terutama di Dusun Gisik Kidul,” ucap Siti Fatimah.

Pantauan duta di lapangan dan kampung nelayan, terlihat banyak perahu dan nelayan tidak melaut dan karena saat ini cuaca dilaut sedang ekstrem. Cuaca ekstrem menyebabkan air pasang besar dan berdampak pada petani tambak merugi karena tambaknya (tanggul) jebol.

M.Rowi Wibowo berharap ada investor atau pengusaha yang ingin mengembangkan usaha di wilayah Tambak Cemandi lewat penanaman bibit kerang, karena selama ini bibit kerang diambil dari sini dibeli dan dibawa ke Semarang atau Cirebon untuk pembesaran. (loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry