(ki-ka) Corporate Communication Crown Indonesia, Bagus Sukmana, Direktur Pemasaran & Penjualan Crown Group Indonesia, Tyas Sudaryomo dan Sales Manager Crown Group Indonesia, Reiza Arief saat press conference virtual, Rabu (12/8/2020). DUTA/ist

SURABAYA l duta.co – Pengembang properti Australia, Crown Group untuk pertama kalinya membuat proyek apartemen di luar Sydney.

Kota yang dibidik adalah Melbourne. Di kota ini, Crown Group akan membangun proyek seniai Rp 2 triliun itu akan berada di Southbank sebagai distrik seni terkenal di Melbourne.

Proyek karya Koichi Takada yang terinspirasi dari bentuk lipatan pita ini memang belum diberi nama. Bulan depan baru akan diperkenalkan secara resmi.

Namun yang pasti, apartemen ini akan memiliki 152 unit mulai satu kamar hingga tiga kamar dengan harga jual Rp 5 miliar hingga Rp 5,5 miliar.

Direktur Pemasaran & Penjualan Crown Group Indonesia, Tyas Sudaryomo mengatakan Crown akan mulai memasarkan proyek barunya ini di Indonesia pada November 2020 mendatang. Dan akan mulai dikerjakan pada 2021 sehingga diprediksi akan selesai pada 2024.

“Di tengah kondisi yang serba sulit, memang kami sedang mengupayakan adanya keringanan untuk pembayarannya. Biasanya DP (down payment/uang mula) sebesar 10 persen dari harga jual, apakah nantinya bisa dicicil akan kami informasikan,” ujar Tyas.

Sales Manager Crown Group Indonesia, Reiza Arief  menambahkan proyek ini memiliki daya tarik luar biasa. Ibukota negara bagian Victoria ini dikenal sebagai kota pendidikan di maa institusi pendidikan terbaik di negara Kanguru berada. “Melbourne University, RMIT , Monash, Swinburne, Deakin adalah beberapa institusi pendidikan terbaik di Australia,” ujarnya.

Dengan daya tarik itu, banyak masyarakat Indonesia yang menyekolahkan anak-anaknya ke Melbourne. Sehingga ini akan menjadi prospek pasar bagi Crown Group untuk  menyasar konsumen di Indonesia terutama Surabaya.

“Dari pengalaman selama ini di bisnis property Australia, banyak konsumen asal Surabaya terutama yang menanyakan proyek-proyek di Melbourne. Kalau saya mengamati karena promosi getuk tular antara konsumen yang satu dengan yang lain. Biasanya mereka yang ingin nyari property di Australia, diarahkan konsumen lain untuk nyari di Melbourne karena mereka sudah membeli di kota itu sebelumnya,” jelasnya.

Dijelaskan Arief, satu hal lagi yang juga menarik dari Melbourne adalah, living cost yang lebih rendah dibandingkan Sydney. “Karena itulah kenapa Melbourne lebih popular bagi masyarakat Indonesia terutama mereka yang merupakan first time buyers/investors,”  ujar pria jebolan Monash University ini.

Sementara itu menurut Principal & Partner SGS Economic Planning, Terry Rawnsley, pada 2018 – 2019 kontribusi Melbourne terhadap pertumbuhan ekonomi Australia mencapai 39,8%, yang merupakan kontribusi terbesar dari seluruh wilayah Australia. Sementara GDP Melbourne pada periode yang sama mencapai Rp3,690 triliun.

“Meskipun terjadi penutupan sektor manufaktur, kami mencermati bahwa pertumbuhan GDP Melbourne selama empat tahun terakhir adalah yang terkuat dalam kurun waktu 15 – 20 tahun,” ungkap Rawnsley.  end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry