Dekan FEB UNISMA, Nur Diana SE MSi saat memberikan sambutan sebelum acara penandatanganan MoU dengan ACFE Indonsia Chapter.

MALANG | duta.co – Mengusung semangat mengejawantahkan program Kampus Merdeka  Kemendikbud, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (UNISMA) menandatangani MOU. Tak hanya itu, fakultas yang kerap dibanjiri peminat ini juga menandatangani MOA dengan Association Certified Fraud  Examiners Indonesia Chapter. Hal ini beriring dengan sistem akreditasi Perguruan Tinggi dalam kebijakan Kampus Merdeka yang melibatkan industri, asosiasi maupun profesi, serta juga masyarakat.

Menurut Dekan FEB UNISMA, Nur Diana SE MSi dalam sambutanya sangat mengapresiasi  kegiatan penandatangan nota kerjasama  dengan ACFE Indonesia Chapter. Ia berharap hal ini dapat mendukung visi dan misi Faklutasnya untuk mengimplementasi program Kampus Merdeka. Dimana setiap lembaga pendidikan harus selalu berinteraksi dengan dunia profesi dan Industri sehingga dapat meningkatkan lulusan yang berdaya saing Internasional.

“Kerjasama dengan asosiasi profesi anti Fraud, ACFE Indonesia Chapter ini dapat mendukung implementasi Tridharma Perguruan Tinggi dengan harapan dapat memperkuat jaringan antara FEB UNISMA dengan dunia usaha dan organisasi profesi, ACFE,” jelas Diana.
 
Selanjutnya dekan yang dikenal getol berinovasi menyatakan pula, jika di samping itu ativitas organisasi profesi Anti Fraud yang dicanangkan oleh ACFE ini disinergikan dengan FEB. Ini sebagai upaya  peningkatan kompetensi dan profesionalisme Anti Faud, dan penguatan karakter lulusan Prodi Manajemen, Akuntansi dan Perbankan Syariah. Dengan begitu secara langsung Fakultas ini berkontribusi  memperkuat moralitas bangsa.

“Dengan kerjasama ini kami berharap lulusan FEB UNISMA berperan strategis untuk membangun kultur birokrasi dan bisnis. Seiring dengan prinsip yang kuat, visioner, memegang teguh nilai-nilai etika, dan fokus terhadap nilai tambah bagi perekonomian nasional,” jelas Diana.

Sementara itu, Director Research ACFE Indonesia Chapter, Dr Tarjo SE MSi CFE CFra CPA, menyambut baik kerjasama ini. Mengingat asosiasi profesi ini sangat berperan besar dalam mendukung penciptaan sumberdaya manusia unggul, terutama menjembatani kebutuhan implementasi Kampus Merdeka.

Tugas ACFE di sini adalah memberikan penguatan dalam menciptakan kultur birokrasi yang strategis, khususnya pengembangan sumberdaya kompeten dibidang anti fraud. Hal ini sangat dibutuhkan dalam pembangunan Negara Indonesia.

Dekan FEB UNISMA, Nur Diana SE MSi saat menandatangani MoU dan MoA dengan Director Research ACFE Indonesia Chapter, Dr Tarjo SE MSi CFE CFra CPA.

MOU ini mengambil tempat di ruang K.H Masykur Gedung Yayasan Unisma lantai empat. Disiarkan secara daring, dan dilanjutkan dengan  Webinar nasional tentang Fraud Awareness dan Digitalization Auditing dengan narasumber Dr. Tarjo SE, MSi, CFE, CFra, CPA dan Lia Ayu Paramita yang merupakan Manager Partnership Planning Evaluation PT Pertamina Geothermal Energy.

Dalam paparanya, Tarjo menyampaikan peranan lembaga  ACFE, ruang lingkup serta aktivitas yang dilakukan termasuk proses sertifikasi CFE Internasional. Ia juga menyampaikan hasil riset ACFE terkait Fraud Awareness yang terjadi di Negara Indonesia.

“Membangun kesadaran Fraud bagi seluruh institusi di negara ini sangat penting, mengingat runtuhnya pemerintahan saat krisis moneter 1997 lalu. Dimana salah satu sebabnya karena maraknya praktik korupsi dan skandal birokari yang terjadi di negara kita,” ungkap Tarjo.

Ia pun mengajak menengok skandal Hambalang, skandal E-KTP, skandal Simulator yang itu semua merupakan beberapa skandal besar yang terjadi di Indonesia. Maka untuk itulah perlu membangun Fraud Awareness bagi semua kalangan baik pada organisasi swasta maupun pemerintah.

Tarjo juga mengungkapkan tiga faktor penyebab terjadinya Fraud, yaitu Pressure (tekanan) meliputi tekanan keuangan, tekanan pekerjaan, tekanan keluarga, serta berbagai tekanan lainnya. Juga Opportunity (kesempatan) meliputi Pengawasan yang langka, Tidak mampu menulis kualitas kerja, langka akses informasi serta Rationalization berupa Pembenaran tindakan.

Sementara itu, Lia Ayu Paramita menyatakan ada beberapa sebab mengapa digitalisasi audit sangat berperan penting. Terutama di era Big Data yang menuntut lingkungan bisnis untuk mendapatkan data yang relevan dan terpercaya. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa sebab, diantaranya kompleksitas transaksi bisnis, terpencil suatu daerah, juga kebutuhan akan kecepatan informasi data, serta konsekuensi atas penggunaan data keputusan bisnis dalam perusahaan. (dah)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry