Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto bersama direktur kadin institute, Nurul indah Susanti saat mengikuti Forum General Discussion dengan tema " Studi pengembangan jalur investasi untuk UMKM" yang digelar secara virtual pada Selasa (26/4/2022). DUTA/ist

SURABAYA || duta.co – Kamar Dagang dan Industri ,(Kadin) Jawa Timur mendukung penuh munculnya wirausahawan muda di sektor agro atau pertanian di Jawa Timur. Untuk itu, Kadin Jatim menyatakan siap berkolaborasi dalam program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS).

Program Yess, merupakan program percepatan dari Kementerian Pertanian RI bekerja sama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) sejak 2019 guna melahirkan wirausahawan muda di bidang pertanian, serta menghasilkan tenaga kerja yang kompeten di bidang pertanian.

“Kadin siap berkolaborasi karena program YESS ini adalah program yang sangat bagus untuk pengembangan wirausaha khususnya untuk Milenial,” tegas Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto saat Forum General Discussion dengan tema ” Studi pengembangan jalur investasi untuk UMKM” yang digelar secara virtual pada Selasa (26/4/2022).

Lebih lanjut Adik mengungkapkan bahwa sejauh ini Kadin Jatim memiliki komitmen kuat untuk menumbuhkembangkan UMKM di Jatim. “Bahkan hampir setiap hari Kadin selalu ngurusi UMKM. Program Kadin Jatim terkait UMKM adalah bagaimana meningkatkan daya saing mereka, baik yang terkait dengan SDM-nya maupun produknya,” tambahnya.

Berbagai program penguatan UMKM telah dilahirkan Kadin Jatim, diantaranya adalah program pendamping UMKM. Dalam hal ini, Kadin Jatim telah mendidik dan melatih pendamping UMKM yang bersertifikat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Kadin, ujarnya, memiliki pendamping atau mentor yang memiliki standar ilmu yang tersertifikasi. Kadin melakukan pelatihan bagaimana legalitas, produksi dan mengemas serta bagaimana cara menjual produk yang dihasilkan.

Pendamping UMKM yang dilatih ini nantinya yang akan mendampingi UMKM hingga naik kelas. Ada standar yang terukur dan target yang telah ditetapkan, yaitu dalam 6 bulan omset UMKM yang didampingi harus bertambah.

“Kalau selama 6 bulan belun tambah omset, kita evaluasi lagi, bagaimana pendampingnya, bagaimana komunikasinya dengan teman UMKM dan lainnya. Harapan kami, jika omset tambah maka akan tambah tenaga kerja,” tegasnya.

Selian pendamping UMKM, Kadin Jatim memiliki program Rumah Kurasi yang bertugas untuk meneliti produk yang dihasilkan UMKM. Dalam hal ini, Kadin Institute telah melatih kurator dan diuji kompetensinya oleh BNSP.

“Ada kurator, ilmunya juga harus standar, tidak boleh feeling lagi untuk mengurasi produknya. Ini juga harus memiliki ilmu dan Kadin institute melakukan pelatihan. Untuk produk UMKM yang telah dikurasi dan dinyatakan produknya telah masuk ke level pasar modern dan ekspor, akan dilanjutkan ke program Export Center Surabaya,” kata Adik.

Export Center Surabaya (ECS) adalah program Kadin Jatim bersama Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan nilai ekspor UMKM di wilayah Indonesia bagian timur. Tahun ini, ECS ditargetkan bisa merealisasikan transaksi ekspor UMKM sebesar US$ 100 juta per tahun. “Nah, disini mereka akan dicarikan pasarnya, kira-kira produk UMKM ini potensial untuk diekspor ke negara mana,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Pemberdayaan Masyarakat Program YeSS Alia Raya mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia telah mengalami bonus demografi, dimana jumlah penduduk Indonesia didominasi oleh generasi millenial dan generasi Z.

Untuk itulah YESS berkomitmen mencetak wirausaha muda yang bisa didorong untuk mengembangkan sektor pertanian atau agro karena pertanian terbukti mampu membentengi Indonesia dari krisis pangan.

“Kalau bonus demografi ini tidak teratasi, millenial tidak diarahkan pada wirausaha, maka akan membebani negara. Untuk itu harus kita dorong, kita lakukan pendampingan dan akselerasi melalui program YESS agar mereka menjadi wirausaha muda di sektor pertanian. dan mampu menangkap atau menyerap tenaga kerja,” ujar Alia.

Di Jatim, program YeSS akan dikonsentrasikan di empat daerah, yaitu Malang, Tulungagung, Pacitan dan Pasuruan. Ada sekitar 150 UMKM milenial yang akan dicari dan diseleksi untuk diberikan akses investasi. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry