Ketua TP PKK Prov Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak (tengah) usai seminar nasional Aku, Kamu, Kita Generasi Sadar Gizi di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Universitas Airlangga, beberapa waktu lalu. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk menurunkan angka stunting. Karena sampai saat ini angka stunting di Jawa Timur masih sangat tinggi. Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak mengajak mahasiswa untuk ambil bagian memberikan intervensi gizi.

Intervensi gizi itu kata Arumi harus dimulai sejak masih remaja khususnya bagi remaja putri yang akan menjadi ibu ke depannya.,

Hal itu diungkapkan Arumi saat Seminar Nasional Aku, Kamu, Kita Generasi Sadar Gizi di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Universitas Airlangga, Rabu (14/9/2022) lalu. “Sebab, penting mempersiapkan sejak dini. Nantinya agar di masa depan, keturunan bisa bebas dari stunting,” ungkap Arumi.

Dirinya kemudian mengatakan saat ini prevalensi stunting di Jawa Timur mencapai 23,5% dari total penduduk. Sehingga dirinya menyampaikan untuk mencapai target nasional di 2045 sebesar 14% perlu kerja ekstra dan bersinergi dengan banyak pihak. “Jadi kami di PKK kalau dikerjakan sendiri ini akan terasa susah. Bukan tidak mungkin. Jadi kita harus bersinergi dengan banyak pihak terkait,” ujarnya

Setelah itu, istri Wagub Jatim ini pun juga membeberkan bahwa generasi muda saat ini memiliki kebiasaan atau pola hidup yang kurang baik. Sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada kehidupan jangka panjang nantinya.

“Fenomena Mager ini sudah melekat di remaja. Bahkan inilah yang membuat mereka terbiasa dalam pola hidup fast food. Padahal, jika kita memasak sendiri pasti kebutuhan gizi terpantau dengan baik,” katanya

Dirinya melanjutkan bahwa kualitas kesehatan dan hidup harus dijaga secara detil sejak dini. Agar nantinya, saat memasuki usia produktif dapat mengembangkan kemampuan diri dan tidak terhalang apapun. “Karena di usia produktif, banyak yang termasuk pada kategori sangat gemuk. Sehingga menghambat produktivitas diri,” tuturnya.

Dokter Spesialis Gizi Klinik Prof dr Bambang Wirjatmadi mengatakan penting bagi masyarakat untuk memahami kebutuhan gizi guna tumbuh kembang anak. Menurutnya untuk menanggulangi stunting, perlu adanya penambahan gizi bagi anak yang berfokus pada makanan yang berbasis protein.

“Maka buatlah pemberian makanan tambahan (PMT) yang berbasis protein. Karena kalau kurang protein, maka kita akan mudah terserang infeksi. Inilah juga yang membuat laju tumbuh kembang tulang terhambat,” ujarnya.

Bambang kemudian menyampaikan saat ini tugas besar mahasiswa di masyarakat saat ini adalah memberikan kegiatan nyata yang mampu berdampak pada perhbahan pola asuh, pola hidup dan keperluan gizi bagi buah hatinya.

“Saya harap mahasiswa turut memberikan aksi nyatanya dan berdampak bagi masyarakat walaupun sekecil apapun,” ungkapnya.

Acara yang digelar Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) ini memang ingin mengajak kaum milenial agar nantinya bisa melakukan pencegahan terjadinya stunting.

Kaum milenial nanti kalau sudah berkeluarga sudah mengetahui apa yang baik dan tidak terkait dengan gizi untuk dikonsumsi terutama untuk anak-anak mereka. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry