SURABAYA | duta.co – 81 pelajar SMP Walisongo tampak sibuk mencatat kisah perjuangan para kiai NU. Sesekali mereka bertanya kepada petugas dari Museum NU (Saifuddin SPd) tentang profil muassis (pendiri) Nahdlatul Ulama (NU).

“Anak-anak begitu kritis, cepat dan canggih dalam memahami sejarah berdirinya NU. Perkembangan anak didik ini, harus terantisipasi dengan baik. Termasuk oleh Museum NU,” demikian Saifuddin SPd, akrab dipanggil Mas Udin, kepada duta.co, Selasa (24/1/23) usai menerima puluhan pelajar serta 6 guru dari SMP Walisongo Gempol, Pasuruan.

Kepada wartawan duta.co, Lailatul Rifqiyah, Kepala Sekolah (Kasek) SMP Walisongo menyampaikan, bahwa, sebagai sekolah NU, maka, perlu bagi anak-anak untuk paham apa itu Aswaja (Ahlussunnah wal-jamaah) An-nahdliyah.

“Dan, alhamdulillah kami dari sekolah SMP Walisongo Gempol, yang notabene sekolah NU (Nahdlatul Ulama) bisa mengajak siswa-siswi ke Museum NU. Ini perlu bagi anak- anak untuk mengenal lebih jauh tentang NU. Pendirinya siapa? Bagaimana perjuangan para kiai dari masa ke masa? Anak-anak kita harus tahu itu,” ujar Lailatul Rifqiyah saat keluar dari gedung Museum NU.

Memburu Barokah Muassis

Menurut Lailatul Rifqiyah, kegiatan ini tidak boleh hilang. Karena itu, setiap tahun kita lakukan, rutin. Dan, dari sini pula, para guru bisa menggunakan sekaligus mengembangkan lembar kerja siswa, LKPDnya. Kemudian anak-anak mencari tahu. Saya lihat ada beberapa soal, menanyakan tadi tokoh NU dari masa dan kiprahnya apa? Beliau-beliau ini melakukan pengembangan Islam di Nusantara, selama ini bagaimana,” tambahnya.

Dengan menjelajah Museum NU, lanjut Lailatul Rifqiyah, anak-anak tahu dan paham tentang Aqidah Ahlussunnah waljamaah an-nahdliyah. “Kita harus melaksanakan dan meneruskan apa yang menjadi amanah para kiai besar, khususnya di Nahdlatul Ulama,”pungkasnya.

Senada. Selaku guru agama, Mas Habib Amrulloh hanya ingin menyampaikan bahwasannya kegiatan kunjungan ke Museum NU oleh siswa-siswi SMP Walisongo Gempol ini, menjadi bahan edukasi (pembelajaran) penting bagi anak-anak, sebagai penerus kita.

Ke depan, mereka paham bagaimana perjuangan para kiai dalam merebut kemerdekaan republik ini? Dan bagaimana peran penting NU membebaskan bermahzab di tanah suci?

”Ini kami laksanakan setiap tahun. Di sekolah kami, napak tilas para ulama terdahulu itu, sangat penting. Kebetulan hari ini bertepatan dengan satu Abad Harlah NU. Semoga kita semua kecipratan barokah para muassis NU dan, tak kalah penting  diakui sebagai santri KH Hasyim Asy’ari, Amin amin Yaa Rabbal Alamin,”pungkasnya.(loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry