Sudarsono Rahman SH

Sidoarjo|duta.co-Mantan  Ketua PW IPNU Jatim Sudarsono Rahman SH menilai  kader NU  harus tampil dan terpilih dalam Pilkada Sidoarjo 9 Desember 2020 mendatang.

Alasannya,  Warga NU di Sidoarjo besar, baik sebagai kekuatan kultural mapupun politik.   Kekuatan kultural bisa dibuktikan dengan  banyak nya pondok pesantren pesantren besar. Bahkan ada pondok pesantren tua  seperti Siwalanpanji, Buduran,  Kedungcangkring.

“Sementara dalam kekuatan politik, PKB sebagai representasi politik warga NU,  menjadi pemenang dengan 16 kursi.  Dengan demikian sudah selayaknya kalau pimpinan daerah harus kader NU,” tegasnya Cak Dar, panggilan akrabnya  kepada duta.co, Kamis (6/8).

Anehnya, sampai saat ini dari sejumlah kader NU yang munucul belum mengerucut, sementara parpol lain sudah memunculkan nama calonya.

Ia menyebut Kelana Aprilianto  yang akan diusung koalisi  PDIP-PAN,  Bambang Harjo (koalisi Partai Gerindra-Partai Golkar.   “Sementara PKB sebagai  pemegang kursi terbanyak  masih belum ada tanda-tanda  memunculkan kandidatnya,” jelasnya.

Menurutnya,  sampai saat ini ada beberapa kandidat calon yang sudah beredar, diantaranya  Nur Ahmad Syaifuddin (Plt Bupati Sidoarjo),   Achmad Amir Aslihin (anggota DPRD Jatim), Sullamul Hadi Nurmawan (mantan Ketua DPRD Sidarjo) dan  Achmad Muhdlor Ali (putranya Gus Ali).

Namun, dari nama nama tersebut, sampai saat ini belum mengerucut ke satu nama.  Menurutnya,  kalau kondisi seperti ini terjadi,  akan dimanfaatkan oleh kandidat lain untuk menggandeng tokoh atau kade NU untuk mengambil serpihan suara NU dan pada ujung nya warga NU di Sidoarja akan gigit jari.

Untuk  itu ,  Cak Dar yang kini berdomisili di Sidoarjo ini mendesak   sudah saatnya kiai kiai sepuh untuk duduk satu meja untuk memutuskan siap kadernya yang akan diusulkan menjadi cabup atau cawabup.

“ Dalam situasi pelik sepert ini, diharapkan NU, PKB dan kiai kultural duduk satu meja  berembuk dan memutuskan siapa yang harus maju sebagai cabup  dan siapa cawabupnya dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang 5 tahun atau 10 tahun kedepan agar terjadi estafet kepemimpinan,” jelasnya.

Saat ditanya peluang  Muhdlor, Cak Dar menilai Muhdlor masih terlalu muda. “ Kalau Gus Muhdlor yang  dimunculkan, disamping masih terlalu muda dan tidak pernah berproses di PKB, juga tidak punya pengalaman di organisasi birokrasi, walaupun dia punya hak untuk maju,” bebernya. (mha.rls)

 

 

 

 

 

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry