dr Warda El Maida Rusdi M.Ked.Trop – Dosen Fakultas Kedokteran (FK)

BARU-baru ini World Health Organization telah menetapkan cacar monyet atau monkeypox sebagai darurat kesehatan global pada 23 Juli 2022. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1958 dan kasus penularan pertama pada manusia terjadi pada 1970 di negara Kongo.

Semenjak itu, kasus cacar monyet telah menyebar ke berbagai negara di dunia dan menurut data CDC (Centers for Disease Control and Prevention) 89 negara telah mengkonfirmasi kasus monkeypox di wilayahnya dengan jumlah total kasus yang tercatat sebanyak 31.800 kasus.

Cacar monyet sendiri merupakan penyakit zoonis atau penyakit yang menyebar dari hewan ke manusia dan dapat menular dari manusia ke manusia. Hewan pengerat dan primata seperti monyet dapat menjadi beberapa hewan yang dapat menularkan cacar monyet kepada manusia.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Penularan juga dapat terjadi pada orang yang tinggal atau melakukan kontak dekat (kulit ke kulit) dengan orang yang telah tertular cacar monyet.

Orang juga berpotensi tinggi terular jika menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi virus cacar monyet, seperti pakaian, tempat tidur, dan barang-barang lainnya yang telah tersentuh oleh penderita. Selain itu, penularan melalui udara juga dapat terjadi dan disebut sebagai fomite transmission.

Walapun tidak berhubungan dengan cacar air, gejala yang ditimbulkan cacar monyet hampir sama dengan gejala yang terlihat pada orang yang terinfeksi cacar air, yaitu munculnya ruam dan lesi yang berisi cairan.

Beberapa gejala lainnya yang menunjukkan infeksi cacar monyet antara lain:
1. Demam
2. Sakit kepala
3. Pembengkakan kelenjar getah bening
4. Nyeri punggung dan otot
5. Lemah

Masa inkubasi penyakit ini sendiri berkisar antara 6 hingga 13 hari dengan waktu paling lama dapat mencapai 21 hari.

Walapun penyakit ini dapat sembuh sendiri, namun tetap jangan menganggap remeh penyakit cacar monyet ini. Masyarakat perlu memwaspadai penyakit ini, terutama pada anak-anak karena sering menyebabkan kasus yang lebih parah sesuai dengan pernyataan dari WHO.

Perlu diketahui, penyakit cacar monyet dapat menyebabkan beberapa komplikasi atau infeksi sekunder yang tergologn serius, seperti bronchopneumonia, sepsis, ensefalitis, dan infeksi kornea yang dapat menyebakan kehilangan penglihatan.

Walaupun kasus cacar monyet belum ditemukan di Indonesia, masyarat harus tetap waspada dengan meningkatkan pengetahuan tentang penyakit tersebut (cara penularan, gejala yang ditimbulkan, dan penanganan ) dan melakukan beberapa langkah pencegahan.

Beberapa pencegahan yang penting dilakukan :

1. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan melakukan cuci tangan dengan air sabun, terutama ketika melakukan kontak langsung dengan hewan.

2. Menghindari kontak langsung dengan penderita. Jika berada pada satu lingkungan atau rumah, maka keluarga dapat memisahkan alat dan kebutuhan penderita dengan keluarga lainnya.

3. Menggunakan alat perlindungan diri, terutama ketika berada pada daerah dengan tingkat penularan cacar monyet yang tinggi.

4. Mengolah makanan terutama daging hewan dengan benar (dimasak hingga matang).

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry